http://wahyukurniawan999.blogspot.com/2009/11/makalah-fisiologi-tumbuhan-cam-tanaman.html
http://wahyukurniawan999.blogspot.com/2009/11/makalah-fisiologi-tumbuhan-cam-tanaman.html
CAM : TANAMAN YANG PALING EFISIEN DALAM PENGGUNAAN AIR
Dosen Pengasuh :
Dra. Siti Zulaikha, M.P.
Oleh :
KELOMPOK 8
Wahyu Kurniawan / J1C107057
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI
BANJARBARU
2009
CAM : Tanaman yang Paling Efisien Dalam Penggunaan Air
Tanaman adalah mahluk hidup yang dapat makanannya sendiri dengan fotosintesis. Ada 3 jenis tanaman dilihat dari cara berfotosintesis dan gula yang dihasilkan. Tipe pertama adalah C3. C adalah lambang kimia untuk karbon, yang berarti tanaman tersebut menghasilkan gula berkarbon 3. Sekitar 80% tanaman didunia menggunakan proses ini. Mereka mengambil CO2 saat siang hari. Jenis kedua adalah C4. Sesuai dengan tipenya, tanaman ini menghasilkan gula berkarbon 4. Tipe C4 ini juga mengambil CO2, pada siang hari. Ada kurang lebih 15% tanaman yang mengunakan tipe ini (Budiarti, 2008) .
Tipe crassulacean acid metabolism ( CAM) merupakan tipe yang terakhir. Tanaman ini mengambil CO2 pada malam hari, dan mengunakannya untuk fotosistensis pada siang harinya. Meski tidak menguarkan oksigen dimalam hari, namun dengan memakan CO2 yang beredar, tanaman ini sudah membantu kita semua menghirup udara bersih, lebih sehat, menyejukkan dan menyegarkan bumi, tempat tinggal dan ruangan. Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan bunga lili (Budiarti, 2008) .
CAM merupakan adaptasi fotosintetik yang paling penting. Adaptasi fotosintetik kedua untuk kondisi yang gersang telah berkembang pada tumbuhan sukulen (tumbuhan penyimpanan air), bermacam-macam kaktus, nenas, dan perwakilan beberapa famili tumbuhan lainnya. Tumbuhan-tumbuhan ini membuka stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari, yang merupakan seperti kebalikan perilaku tumbuhan lain. Menutup stomata selama siang hari membantu tumbuhan gurun menghemat air, tetapi juga mencegah CO2 memasuki daunnya. Selama malam hari, ketika stomata tumbuhan itu terbuka, tumbuhan ini mengambil CO2 dan memasukannya ke dalam berbagai asam organik. Cara fiksasi karbon ini disebut metabolisme asam krasulase, atau crassulacean acid metabolism (CAM) (Campbell, N. A, 2000).
Sel mesofil tumbuhan CAM menyimpan asam organik yang dibuatnya selama malam hari di dalam vakoulanya hingga pagi, ketika stomata tertutup. Pada siang hari, ketika reaksi terang dapat memasok ATP dan NADPH untuk siklus Calvin, CO2 dilepas dari asam organik yang dibuat pada malam hari itu sebelum dimasukkan ke dalam gula dalam kloroplas (Campbell, N. A, 2000).
Nama sukulen berasal dari bahasa Latin, succos, yang berarti juice. Kaktus dan lidah buaya termasuk dalam tanaman sukulen. Sesuai namanya, tanaman ini sanggup menyimpan makanan atau air di dalam tubuhnya sebagai cadangan. Makanan tersebut disimpan di dalam akar (misalnya pada Ceropegia), batang (pada kebanyakan kaktus), atau daun (pada tanaman Haworthia, Lithops) (Sri Lestari, 2007).
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap, sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu sekitar 1 jam, dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba. Tingkat cahaya yang tinggi mengakibatkan stomata membuka lebih besar (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Perilaku stomata yang unik akan mempengaruhi metabolisme CO2 yang berlangsung pada tumbuhan ini, metabolisme yang unik ini pertama kali diteliti pada tumbuhan dari familia Crassulaceae, maka metabolisme CO2 ini sering disebut sebagai Metabolisme Asam Crassulacean (Crassulacean Acid Metabolism). Pada saat sekarang telah diketahui bahwa metabolisme ini juga ditemui pada beberapa anggota dari 20 famili tumbuhan, termasuk Cactaceae, Orchidaceae, Bromeliaceae, liliaceae, dan Euphorbiaceae (Lakitan. B, 2004).
Berbagai spesies yang hidup di iklim kering, mempunyai daun tebal dengan nisbah permukaan terhadap volume yang cukup rendah, kutikula tebal, dan disertai laju transpirasi yang rendah. Spesies seperti ini sering digolongkan sebagai sukulen. Selain itu terdapat ciri-ciri yang lebih khusus terhadap tanaman sukulen, yaitu :
1. Tidak mempunyai lapisan sel palisade yang telah berkembang sempurna.
2. Sebagian besar sel fotosintesis daun atau batang adalah mesofil bunga karang (spongy).
3. Sel-selnya mempunyai vakuola yang cukup besar dibandingkan dengan lapisan tipis sitoplasma.
4. Terdapat sel bundle sheath tetapi sel tersebut tidak banyak berbeda dengan sel mesofil.
5. Terdapat sel seludang berkas tapi tidak jelas.
(Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Perlu ditekankan bahwa tidak semua tumbuhan CAM adalah tumbuhan sukulen, sebaliknya juga tidak semua tumbuhan sukulen merupakan tumbuhan CAM. Kebanyakan tumbuhan halofita (tumbuhan yang beradaptasi pada tempat dengan salinitas tinggi) bukan merupakan tumbuhan CAM (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan lidah buaya, yaitu :
Gambar 1. Kaktus, Nanas, dan Lidah buaya sebagai Tanaman CAM
KaktusØ
Kaktus merupakan tumbuhan berduri dengan adaptasi tinggi. Tumbuhan berduri kaktus berasal dari kata Yunani kaktos. Artinya, tanaman berduri adalah Linneaus, ahli botani yang membuat klasifikasi tanaman, yang memasukkan kaktus ke dalam kelompok tumbuhan berduri atau Cactaceae. Kaktus merupakan tanaman sekulen, atau tanaman yang mampu menyimpan air pada batangnya (Yulianti, 2008).
Kaktus mudah melakukan penyesuaian dan bentuk-bentuk adaptasi pada tubuhnya. Contoh adaptasi ini bisa dilihat dengan jelas. Bila kondisi alamnya tidak sesuai, ukuran daun kaktus akan mengecil atau malah sama sekali tidak keluar daun. Perakarannya menyempit dan batang dijadikan tempat penyimpanan air. Batang kaktus dilapisi jaringan lilin yang dapat mengurangi penguapan, kondisi ini menjadikan kaktus mampu menyimpan air dan tahan kekeringan. Meski begitu, kaktus tetap perlu air untuk bertahan hidup (Yulianti, 2008).
Saat berada di daerah yang bersuhu panas dan tanah gersang, kaktus beradaptasi dengan cara membentuk kulit tubuh yang tebal dan berlapis lilin. Kaktus memiliki daun yang berubah bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Tak ketinggalan, tumbuh bulu-bulu halus atau duri-duri yang tajam. Fungsinya jelas, mengurangi pengeluaran air dari (Yulianti, 2008).
NanasØ
Tumbuhan nanas termasuk tumbuhan kering yang menyimpan air. Ananas comosus termasuk tumbuhan CAM. Pada pemasukan pendahuluan CO2 kedalam asam organic, yang diikuti oleh transfer CO2 kedalam siklus Calvin hanya dipisahkan sementara. Dan fiksasi carbon ke dalam asam organic terjadi pada malam hari dan sering disebut metabolisme asam krasulase sedangkan siklus Calvin pada siang hari. Tumbuhan seperti nanas ini membuka stomata malam hari dan menutup stomatanya siang hari dan pada. Sel mesofilnya menyimpan asam organik yang dibuatnya didalam vakuola saat malam hari sampai pagi (Yulianti, 2008).
Lidah BuayaØ
Lidah buaya tergolong tanaman holtilultura. Tanaman ini merupakan tanaman dengan batang yang pendek sekali, dengan tinggi sekitar 50 cm. Batang ini dikelilingi oleh daun-daun tebal berbentuk pedang dengan ujung-ujung runcing yang mengarah ke atas. Meskipun penampakannya seperti kaktus, tanaman ini tergolong tanaman sukulen, yaitu tanaman yang berdaun dan bergetah dari suku Liliaceae (Sri Lestari, 2007).
Selain perilaku stomata yang unik mempengaruhi metabolisme CO2 yang berlangsung pada tumbuhan ini , terdapat pula sifat metabolik yang istimewa dan keunikan dari CAM adalah pembentukan asam malat yang berlangsung pada malam hari dan penguraiannya pada siang hari. Pembentukan asam malat pada malam hari terlacak melalui rasa masam, diikuti dengan penguraian gula, pati, atau polimer glukosa yang mirip dengan pati (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Asam yang paling banyak terdapat pada tumbuhan CAM adalah asam malat, tapi asam sitrat dan asam isositrat yang disintesis dari asam malat terhimpun dengan jumlah yang lebih sedikit pada beberapa spesies. Walaupun demikian, asam sitrat dan asam isositrat biasanya hanya mengalami sedikit perubahan konsentrasi pada siang dan malam hari (Lakitan. B, 2004).
PEP karboksilase di sitosol tumbuhan CAM merupakan enzim yang berperan dalam penambatan C02 menjadi malat pada malam hari (berlawanan dengan aktivitasnya yang rendah pada tumbuhan C-4 pada saat gelap), tapi rubisko menjadi aktif pada siang hari, seperti pada tumbuhan C-3 dan C-4. Peranan rubisko serupa dengan fungsinya di seludang berkas tumbuhan C-4, yaitu menambat kembali C02 yang hilang dari asam organik, seperti misalnya asam malat (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Metabolisme CO2 pada tumbuhan sukulen tidak seperti lazimnya dan karena pertama kali diteliti pada anggota Crassulaceae yang disebut dengan CAM crassulacean acid metabolism) (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Sebuah model yang sesuai dengan pemahaman kita tentang penambatan CO2 pada tumbuhan CAM dapat dilihat pada gambar . Dengan penjelasan bahwa pada saat gelap (malam hari), pati dirombak melalui reaksi glikolisis sampai PEP terbentuk. C02 (lebih tepatnya HC03-) bereaksi dengan PEP membentuk asam oksaloasetat dengan bantuan enzim PEP karboksilase, yang kemudian direduksi menjadi asam malat oeh bantuan enxim malat dehidroginase yang bergantung pada NADH. Ion H+ dari asam malat diangkut ke vakuola pusat (dalam) yang besar oleh ATPase dan pompa pirofosfatase dan ion malat mengikuti H+ ke dalam vakuola. Disini, asam malat terhimpun kadangkala bahkan mencapai konsentrasi 0,3 M atau lebih, sampai fajar tiba (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Gambar 2. Metabolisme CAM
Selama siang hari, asam malat berdifusi secara pasif keluar dari vakuola dan di dalam sitosol asam malat didekarboksilasi untuk membebaskan kembali CO2 oleh salah satu atau lebih dari tiga mekanisme yang juga terdapat pada seludang berkas tumbuhan C-4. Mekanismenya bergantung terutama pada spesies tumbuhan CO2 yang dilepaskan menjadi sangat terkonsentrasi di dalam sel dan difiksasi kembali (tanpa fotorespirasi) oleh rubisiko menjadi 3-PGA pada daur Calvin yang kemudian mengarah kepada pembentukan sukrosa, pati, dan produk fotosintesis lainnya (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Jadi, tumbuhan CAM, seperti tumbuhan C-4, mula-mula menggunakan PEP karboksilase dan NADPH-malat dehidroginase untuk membentuk asam malat, kemudian mendekarboksilasi asam tersebut untuk melepaskan CO2 dengan salah satu dari tiga mekanisme, lalu menambat kembali CO2 menjadi produk daur Calvin dengan bantuan rubisko. Pada tumbuhan CAM, kedua proses tersebut terjadi pada sel yang sama, satu proses terjadi pada malam hari, sedangkan lainnya pada siang hari. Vakuola pusat yang besar menyimpan asam malat, kalau tidak akan menyebabkan pH sitoplasma terlalu rendah pada malah hari. Permeabilitas tonoplas yang rendah terhadap H+ hasil ionisasi asam malat di vakuola pastilah sangat penting, khususnya pada tumbuhan CAM, sebab pH vakuola sering mencapai 4 pada malam hari (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Laju fotosintesis berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh pada berbagai daerah yang berbeda seperti gurun kering, puncak gunung, dan hujan tropika sangat berbeda. Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh adanya keragaman air, tapi tiap spesies menunjukkan perbedaan yang besar pada kondisi khusus yang optimum bagi mereka (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Gambar 3. Mekanisme Fotosintesis
Spesies yang tumbuh pada lingkungan yang kaya sumberdaya mempunyai kapasitas fotosintesis yang jauh lebih tinggi daripada spesies yang tumbuh pada lingkungan dengan persediaan air, hara, dan cahaya yang terbatas. Kapasitas tertinggi ditemukan pada tumbuhan gurun setahun dan rumputan gurun bila air tersedia. Tumbuhan sukulen gurun yang tumbuh lambat dan menganut metabolisme asam crassulaceae (CAM) termasuk yang paling lambat laju fotosintesisnya (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis terbagi dua, yaitu :
1. Faktor Genetik
2. Faktor Lingkungan
(Lakitan. B, 2004).
Terdapat perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam fiksasi CO2 antara spesies tumbuhan. Berdasarkan perbedaan tersebut, tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan C-3, C-4, dan CAM. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi kemampuan atau efisiensi tumbuhan dalam mensintesis karbohidrat. Perbedaan antara spesies, yaitu tumbuhan secara C-4 secara umum mempunyai laju fotosintesis yang tertinggi, sementara tumbuhan CAM memiliki laju fotosintesis yang terendah, sedangkan tumbuhan C-3 berada di antara kedua ekstrim tersebut (Lakitan. B, 2004).
Walaupun tumbuhan CAM ditentukan secara genetik, kemampuan ini dapat juga mempengaruhi lingkungan. Pada umumnya, CAM lebih diuntungkan pada hari yang panas dengan tingkat cahaya tinggi, malam yang dingin, dan tanah yang kering, suatu keadaan yang umum terdapat di gurun. Konsentrasi garam yang tinggi di dalam tanah, yang menyebabkan kekeringan osmotik, juga menguntungkan CAM (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Beberapa spesies (khususnya kaktus) dapat tetap bertahan pada keadaan kekeringan selama beberapa minggu dengan stomata tertutup, tanpa memperoleh atau kehilangan banyak CO2, tapi tetap menggunakan energi cahaya untuk fosforilasi pada siang hari. Yang lebih umum, tumbuhan CAM termasuk tumbuhan C-3 fakultatif, dan beralih ke penambatan CO2 lebih tinggi dengan cara fotosintesis C-3 setelah terjadi hujan badai pada siang hari, atau bila suhu malam tinggi. Dengan demikian, stomata tetap terbuka lebih lama pada siang hari (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari hasil data atau informasi yang telah diperoleh baik itu berdasarkan kepustakaan yang telah dilakukan dalam makalah ini, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tumbuhan CAM umumnya adalah tumbuhan sukulen yang sangat efisien terhadap penguapan air pada tubuhnya, dan mengambil CO2 hanya pada malam hari.
2. Pada tumbuhan CAM terdapat sifat metabolik yang istimewa berupa pembentukan asam malat yang berlangsung pada malam hari dan penguraiannya pada siang hari.
3. Tumbuhan yang tumbuh pada lingkungan yang kaya sumberdaya mempunyai kapasitas fotosintesis yang jauh lebih tinggi daripada tumbuhan yang tumbuh pada lingkungan dengan persediaan air, hara, dan cahaya yang terbatas.
4. Tumbuhan CAM memiliki laju fotosintesis yang terendah daripada tumbuhan C3 dan C4.
1.2 Saran
Untuk mempermudah penyusunan makalah yang menyangkut tentang saraf dengan judul CAM : Tanaman Yang Paling Efisien Dalam Penggunaan Air diperlukan masukan-masukan yang membangun agar dapat menunjang kesempurnaan isi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarti. 2008. Tumbuhan Berduri dengan Adaptasi Tinggi.
http://www.sinarharapan.co.id,
Diakses tanggal 10 Februari 2009
Campbell, N. A; dkk. 2000. Biologi Edisi Kelima-Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Fella Sumendap. 2008. Kiat Sukses Berkebun Kaktus.
http://www.indosiar.com
Diakses tanggal 10 Februari 2009
Ina. 2009. Hormon dan Sistem Endokrin.
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11222-hormon-and-sistem-endokrin/
Diakses tanggal 10 Februari 2009
Lakitan Benyamin. 2004. Dasar-Dasar Fistum. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung.
Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Penerbit ITB. Bandung.
Sri Lestari. 2007. Lidah Buaya Vs Gula Darah.
http://www.tumbuh.wordpress.com
Diakses tanggal 10 Februari 2009
Yulianti. 2008. Tanaman Sukulen Cantik di Taman Kering.
http://www.tabloidnova.com
Diakses tanggal 10 Februari 2009
CAM : TANAMAN YANG PALING EFISIEN DALAM PENGGUNAAN AIR
Dosen Pengasuh :
Dra. Siti Zulaikha, M.P.
Oleh :
KELOMPOK 8
Wahyu Kurniawan / J1C107057
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI
BANJARBARU
2009
CAM : Tanaman yang Paling Efisien Dalam Penggunaan Air
Tanaman adalah mahluk hidup yang dapat makanannya sendiri dengan fotosintesis. Ada 3 jenis tanaman dilihat dari cara berfotosintesis dan gula yang dihasilkan. Tipe pertama adalah C3. C adalah lambang kimia untuk karbon, yang berarti tanaman tersebut menghasilkan gula berkarbon 3. Sekitar 80% tanaman didunia menggunakan proses ini. Mereka mengambil CO2 saat siang hari. Jenis kedua adalah C4. Sesuai dengan tipenya, tanaman ini menghasilkan gula berkarbon 4. Tipe C4 ini juga mengambil CO2, pada siang hari. Ada kurang lebih 15% tanaman yang mengunakan tipe ini (Budiarti, 2008) .
Tipe crassulacean acid metabolism ( CAM) merupakan tipe yang terakhir. Tanaman ini mengambil CO2 pada malam hari, dan mengunakannya untuk fotosistensis pada siang harinya. Meski tidak menguarkan oksigen dimalam hari, namun dengan memakan CO2 yang beredar, tanaman ini sudah membantu kita semua menghirup udara bersih, lebih sehat, menyejukkan dan menyegarkan bumi, tempat tinggal dan ruangan. Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan bunga lili (Budiarti, 2008) .
CAM merupakan adaptasi fotosintetik yang paling penting. Adaptasi fotosintetik kedua untuk kondisi yang gersang telah berkembang pada tumbuhan sukulen (tumbuhan penyimpanan air), bermacam-macam kaktus, nenas, dan perwakilan beberapa famili tumbuhan lainnya. Tumbuhan-tumbuhan ini membuka stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari, yang merupakan seperti kebalikan perilaku tumbuhan lain. Menutup stomata selama siang hari membantu tumbuhan gurun menghemat air, tetapi juga mencegah CO2 memasuki daunnya. Selama malam hari, ketika stomata tumbuhan itu terbuka, tumbuhan ini mengambil CO2 dan memasukannya ke dalam berbagai asam organik. Cara fiksasi karbon ini disebut metabolisme asam krasulase, atau crassulacean acid metabolism (CAM) (Campbell, N. A, 2000).
Sel mesofil tumbuhan CAM menyimpan asam organik yang dibuatnya selama malam hari di dalam vakoulanya hingga pagi, ketika stomata tertutup. Pada siang hari, ketika reaksi terang dapat memasok ATP dan NADPH untuk siklus Calvin, CO2 dilepas dari asam organik yang dibuat pada malam hari itu sebelum dimasukkan ke dalam gula dalam kloroplas (Campbell, N. A, 2000).
Nama sukulen berasal dari bahasa Latin, succos, yang berarti juice. Kaktus dan lidah buaya termasuk dalam tanaman sukulen. Sesuai namanya, tanaman ini sanggup menyimpan makanan atau air di dalam tubuhnya sebagai cadangan. Makanan tersebut disimpan di dalam akar (misalnya pada Ceropegia), batang (pada kebanyakan kaktus), atau daun (pada tanaman Haworthia, Lithops) (Sri Lestari, 2007).
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap, sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu sekitar 1 jam, dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba. Tingkat cahaya yang tinggi mengakibatkan stomata membuka lebih besar (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Perilaku stomata yang unik akan mempengaruhi metabolisme CO2 yang berlangsung pada tumbuhan ini, metabolisme yang unik ini pertama kali diteliti pada tumbuhan dari familia Crassulaceae, maka metabolisme CO2 ini sering disebut sebagai Metabolisme Asam Crassulacean (Crassulacean Acid Metabolism). Pada saat sekarang telah diketahui bahwa metabolisme ini juga ditemui pada beberapa anggota dari 20 famili tumbuhan, termasuk Cactaceae, Orchidaceae, Bromeliaceae, liliaceae, dan Euphorbiaceae (Lakitan. B, 2004).
Berbagai spesies yang hidup di iklim kering, mempunyai daun tebal dengan nisbah permukaan terhadap volume yang cukup rendah, kutikula tebal, dan disertai laju transpirasi yang rendah. Spesies seperti ini sering digolongkan sebagai sukulen. Selain itu terdapat ciri-ciri yang lebih khusus terhadap tanaman sukulen, yaitu :
1. Tidak mempunyai lapisan sel palisade yang telah berkembang sempurna.
2. Sebagian besar sel fotosintesis daun atau batang adalah mesofil bunga karang (spongy).
3. Sel-selnya mempunyai vakuola yang cukup besar dibandingkan dengan lapisan tipis sitoplasma.
4. Terdapat sel bundle sheath tetapi sel tersebut tidak banyak berbeda dengan sel mesofil.
5. Terdapat sel seludang berkas tapi tidak jelas.
(Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Perlu ditekankan bahwa tidak semua tumbuhan CAM adalah tumbuhan sukulen, sebaliknya juga tidak semua tumbuhan sukulen merupakan tumbuhan CAM. Kebanyakan tumbuhan halofita (tumbuhan yang beradaptasi pada tempat dengan salinitas tinggi) bukan merupakan tumbuhan CAM (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan lidah buaya, yaitu :
Gambar 1. Kaktus, Nanas, dan Lidah buaya sebagai Tanaman CAM
KaktusØ
Kaktus merupakan tumbuhan berduri dengan adaptasi tinggi. Tumbuhan berduri kaktus berasal dari kata Yunani kaktos. Artinya, tanaman berduri adalah Linneaus, ahli botani yang membuat klasifikasi tanaman, yang memasukkan kaktus ke dalam kelompok tumbuhan berduri atau Cactaceae. Kaktus merupakan tanaman sekulen, atau tanaman yang mampu menyimpan air pada batangnya (Yulianti, 2008).
Kaktus mudah melakukan penyesuaian dan bentuk-bentuk adaptasi pada tubuhnya. Contoh adaptasi ini bisa dilihat dengan jelas. Bila kondisi alamnya tidak sesuai, ukuran daun kaktus akan mengecil atau malah sama sekali tidak keluar daun. Perakarannya menyempit dan batang dijadikan tempat penyimpanan air. Batang kaktus dilapisi jaringan lilin yang dapat mengurangi penguapan, kondisi ini menjadikan kaktus mampu menyimpan air dan tahan kekeringan. Meski begitu, kaktus tetap perlu air untuk bertahan hidup (Yulianti, 2008).
Saat berada di daerah yang bersuhu panas dan tanah gersang, kaktus beradaptasi dengan cara membentuk kulit tubuh yang tebal dan berlapis lilin. Kaktus memiliki daun yang berubah bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Tak ketinggalan, tumbuh bulu-bulu halus atau duri-duri yang tajam. Fungsinya jelas, mengurangi pengeluaran air dari (Yulianti, 2008).
NanasØ
Tumbuhan nanas termasuk tumbuhan kering yang menyimpan air. Ananas comosus termasuk tumbuhan CAM. Pada pemasukan pendahuluan CO2 kedalam asam organic, yang diikuti oleh transfer CO2 kedalam siklus Calvin hanya dipisahkan sementara. Dan fiksasi carbon ke dalam asam organic terjadi pada malam hari dan sering disebut metabolisme asam krasulase sedangkan siklus Calvin pada siang hari. Tumbuhan seperti nanas ini membuka stomata malam hari dan menutup stomatanya siang hari dan pada. Sel mesofilnya menyimpan asam organik yang dibuatnya didalam vakuola saat malam hari sampai pagi (Yulianti, 2008).
Lidah BuayaØ
Lidah buaya tergolong tanaman holtilultura. Tanaman ini merupakan tanaman dengan batang yang pendek sekali, dengan tinggi sekitar 50 cm. Batang ini dikelilingi oleh daun-daun tebal berbentuk pedang dengan ujung-ujung runcing yang mengarah ke atas. Meskipun penampakannya seperti kaktus, tanaman ini tergolong tanaman sukulen, yaitu tanaman yang berdaun dan bergetah dari suku Liliaceae (Sri Lestari, 2007).
Selain perilaku stomata yang unik mempengaruhi metabolisme CO2 yang berlangsung pada tumbuhan ini , terdapat pula sifat metabolik yang istimewa dan keunikan dari CAM adalah pembentukan asam malat yang berlangsung pada malam hari dan penguraiannya pada siang hari. Pembentukan asam malat pada malam hari terlacak melalui rasa masam, diikuti dengan penguraian gula, pati, atau polimer glukosa yang mirip dengan pati (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Asam yang paling banyak terdapat pada tumbuhan CAM adalah asam malat, tapi asam sitrat dan asam isositrat yang disintesis dari asam malat terhimpun dengan jumlah yang lebih sedikit pada beberapa spesies. Walaupun demikian, asam sitrat dan asam isositrat biasanya hanya mengalami sedikit perubahan konsentrasi pada siang dan malam hari (Lakitan. B, 2004).
PEP karboksilase di sitosol tumbuhan CAM merupakan enzim yang berperan dalam penambatan C02 menjadi malat pada malam hari (berlawanan dengan aktivitasnya yang rendah pada tumbuhan C-4 pada saat gelap), tapi rubisko menjadi aktif pada siang hari, seperti pada tumbuhan C-3 dan C-4. Peranan rubisko serupa dengan fungsinya di seludang berkas tumbuhan C-4, yaitu menambat kembali C02 yang hilang dari asam organik, seperti misalnya asam malat (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Metabolisme CO2 pada tumbuhan sukulen tidak seperti lazimnya dan karena pertama kali diteliti pada anggota Crassulaceae yang disebut dengan CAM crassulacean acid metabolism) (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Sebuah model yang sesuai dengan pemahaman kita tentang penambatan CO2 pada tumbuhan CAM dapat dilihat pada gambar . Dengan penjelasan bahwa pada saat gelap (malam hari), pati dirombak melalui reaksi glikolisis sampai PEP terbentuk. C02 (lebih tepatnya HC03-) bereaksi dengan PEP membentuk asam oksaloasetat dengan bantuan enzim PEP karboksilase, yang kemudian direduksi menjadi asam malat oeh bantuan enxim malat dehidroginase yang bergantung pada NADH. Ion H+ dari asam malat diangkut ke vakuola pusat (dalam) yang besar oleh ATPase dan pompa pirofosfatase dan ion malat mengikuti H+ ke dalam vakuola. Disini, asam malat terhimpun kadangkala bahkan mencapai konsentrasi 0,3 M atau lebih, sampai fajar tiba (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Gambar 2. Metabolisme CAM
Selama siang hari, asam malat berdifusi secara pasif keluar dari vakuola dan di dalam sitosol asam malat didekarboksilasi untuk membebaskan kembali CO2 oleh salah satu atau lebih dari tiga mekanisme yang juga terdapat pada seludang berkas tumbuhan C-4. Mekanismenya bergantung terutama pada spesies tumbuhan CO2 yang dilepaskan menjadi sangat terkonsentrasi di dalam sel dan difiksasi kembali (tanpa fotorespirasi) oleh rubisiko menjadi 3-PGA pada daur Calvin yang kemudian mengarah kepada pembentukan sukrosa, pati, dan produk fotosintesis lainnya (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Jadi, tumbuhan CAM, seperti tumbuhan C-4, mula-mula menggunakan PEP karboksilase dan NADPH-malat dehidroginase untuk membentuk asam malat, kemudian mendekarboksilasi asam tersebut untuk melepaskan CO2 dengan salah satu dari tiga mekanisme, lalu menambat kembali CO2 menjadi produk daur Calvin dengan bantuan rubisko. Pada tumbuhan CAM, kedua proses tersebut terjadi pada sel yang sama, satu proses terjadi pada malam hari, sedangkan lainnya pada siang hari. Vakuola pusat yang besar menyimpan asam malat, kalau tidak akan menyebabkan pH sitoplasma terlalu rendah pada malah hari. Permeabilitas tonoplas yang rendah terhadap H+ hasil ionisasi asam malat di vakuola pastilah sangat penting, khususnya pada tumbuhan CAM, sebab pH vakuola sering mencapai 4 pada malam hari (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Laju fotosintesis berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh pada berbagai daerah yang berbeda seperti gurun kering, puncak gunung, dan hujan tropika sangat berbeda. Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh adanya keragaman air, tapi tiap spesies menunjukkan perbedaan yang besar pada kondisi khusus yang optimum bagi mereka (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Gambar 3. Mekanisme Fotosintesis
Spesies yang tumbuh pada lingkungan yang kaya sumberdaya mempunyai kapasitas fotosintesis yang jauh lebih tinggi daripada spesies yang tumbuh pada lingkungan dengan persediaan air, hara, dan cahaya yang terbatas. Kapasitas tertinggi ditemukan pada tumbuhan gurun setahun dan rumputan gurun bila air tersedia. Tumbuhan sukulen gurun yang tumbuh lambat dan menganut metabolisme asam crassulaceae (CAM) termasuk yang paling lambat laju fotosintesisnya (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis terbagi dua, yaitu :
1. Faktor Genetik
2. Faktor Lingkungan
(Lakitan. B, 2004).
Terdapat perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam fiksasi CO2 antara spesies tumbuhan. Berdasarkan perbedaan tersebut, tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan C-3, C-4, dan CAM. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi kemampuan atau efisiensi tumbuhan dalam mensintesis karbohidrat. Perbedaan antara spesies, yaitu tumbuhan secara C-4 secara umum mempunyai laju fotosintesis yang tertinggi, sementara tumbuhan CAM memiliki laju fotosintesis yang terendah, sedangkan tumbuhan C-3 berada di antara kedua ekstrim tersebut (Lakitan. B, 2004).
Walaupun tumbuhan CAM ditentukan secara genetik, kemampuan ini dapat juga mempengaruhi lingkungan. Pada umumnya, CAM lebih diuntungkan pada hari yang panas dengan tingkat cahaya tinggi, malam yang dingin, dan tanah yang kering, suatu keadaan yang umum terdapat di gurun. Konsentrasi garam yang tinggi di dalam tanah, yang menyebabkan kekeringan osmotik, juga menguntungkan CAM (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Beberapa spesies (khususnya kaktus) dapat tetap bertahan pada keadaan kekeringan selama beberapa minggu dengan stomata tertutup, tanpa memperoleh atau kehilangan banyak CO2, tapi tetap menggunakan energi cahaya untuk fosforilasi pada siang hari. Yang lebih umum, tumbuhan CAM termasuk tumbuhan C-3 fakultatif, dan beralih ke penambatan CO2 lebih tinggi dengan cara fotosintesis C-3 setelah terjadi hujan badai pada siang hari, atau bila suhu malam tinggi. Dengan demikian, stomata tetap terbuka lebih lama pada siang hari (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari hasil data atau informasi yang telah diperoleh baik itu berdasarkan kepustakaan yang telah dilakukan dalam makalah ini, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tumbuhan CAM umumnya adalah tumbuhan sukulen yang sangat efisien terhadap penguapan air pada tubuhnya, dan mengambil CO2 hanya pada malam hari.
2. Pada tumbuhan CAM terdapat sifat metabolik yang istimewa berupa pembentukan asam malat yang berlangsung pada malam hari dan penguraiannya pada siang hari.
3. Tumbuhan yang tumbuh pada lingkungan yang kaya sumberdaya mempunyai kapasitas fotosintesis yang jauh lebih tinggi daripada tumbuhan yang tumbuh pada lingkungan dengan persediaan air, hara, dan cahaya yang terbatas.
4. Tumbuhan CAM memiliki laju fotosintesis yang terendah daripada tumbuhan C3 dan C4.
1.2 Saran
Untuk mempermudah penyusunan makalah yang menyangkut tentang saraf dengan judul CAM : Tanaman Yang Paling Efisien Dalam Penggunaan Air diperlukan masukan-masukan yang membangun agar dapat menunjang kesempurnaan isi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarti. 2008. Tumbuhan Berduri dengan Adaptasi Tinggi.
http://www.sinarharapan.co.id,
Diakses tanggal 10 Februari 2009
Campbell, N. A; dkk. 2000. Biologi Edisi Kelima-Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Fella Sumendap. 2008. Kiat Sukses Berkebun Kaktus.
http://www.indosiar.com
Diakses tanggal 10 Februari 2009
Ina. 2009. Hormon dan Sistem Endokrin.
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11222-hormon-and-sistem-endokrin/
Diakses tanggal 10 Februari 2009
Lakitan Benyamin. 2004. Dasar-Dasar Fistum. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung.
Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Penerbit ITB. Bandung.
Sri Lestari. 2007. Lidah Buaya Vs Gula Darah.
http://www.tumbuh.wordpress.com
Diakses tanggal 10 Februari 2009
Yulianti. 2008. Tanaman Sukulen Cantik di Taman Kering.
http://www.tabloidnova.com
Diakses tanggal 10 Februari 2009
Diposkan oleh Wahyu Kurniawan
ANAKADJAIB di 05:20
http://darmasitorus.blogspot.com/2011/10/fotosintesis.html
Senin,
10 Oktober 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran tumbuhan dalam kehidupan kita sangatlah bermakna,
terutama sebagai pabrik penghasil oksigen, karena tanpa oksigen manusia, hewan
dan tumbuhan itu sendiri tidak dapat hidup. Untuk tumbuh dan berkembang
tumbuhan selalu memerlukan materi dan energi. Dari manakah materi dan energi
itu diperoleh oleh tumbuhan? Berbeda dengan manusia dan hewan tidak mampu
membuat makanannya sendiri. Untuk membangun tubuhnya dan mendapatkan energi,
manusia dan hewan mengambil zat–zat yang berasal dari tumbuhan sebagai
makanannya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dan hewan hidupnya tergantung
pada tumbuhan.
Tumbuhan tidak memiliki mulut dan perut, namun tumbuhan kaya
dengan makanannya, misalnya zat gula. Dari manakah asal makanan tersebut? Ada
dua tempat yang mungkin, yaitu tanah dan udara. Akan tetapi, di tanah dan udara
tidak ada zat gula melainkan hanya ada bahan sederhana seperti karbon dioksida
dan air juga juga bahan yang terlarut di dalamnya. Jadi yang dilakukan oleh
tumbuhan adalah menyerap bahan–bahan sederhana(CO2 dan H2O)
dari lingkungan dan mengolahnya menjadi bahan lain yang lebih kompleks. Yakni zat organik seperti zat gula.
Menyusun bahan kompleks dari bahan yang sederhana disebut sintesis. Oleh karena tumbuhan memerlukan cahaya(foto) saat
membuat(sintesis) gula, maka disebut fotosintesis.
B.
Rumusan Masalah
Beranjak dari fakta di atas maka
peneliti membuat rumusan masalah yang dapat digunakan sebagai acuan dan arahan
dalam melakukan penelitian tentang fotosintesis. Apakah dengan melakukan
penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan kita dalam memahami betapa
pentingnya fotosintesis, serta hubungannya dengan lingkungan.
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan prestasi dan pemahaman siswa dalam memahami peranan
fotosintesis, serta hubungannya dengan lingkungan. Karena tumbuhan merupakan plasenta dunia bagi kita semua.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi siswa :
·
Meningkatkan prestasi belajar
biologi, serta dapat menumbuhkan pemahaman pembelajaran biologi.
·
Agar selalu giat menanam tumbuhan
hijau baik di sekolah maupun ditempat tinggal mereka, karena tumbuhan selalu
menghasilkan karbon dan oksigen.
2.
Bagi Guru :
·
Dapat menumbuhkan profesionalisme mengajar,
serta dapat meningkatkan kemampuan menyusun strategi dan metode pembelajaran
yang baik dan benar.
·
Agar guru selalu bekerja sama dengan
siswa dalam hal memelihara lingkungan yang
hijau, karena hijau itu indah,
indah itu bersih, bersih itu sehat.
3.
Bagi Pihak lain :
·
Dapat memberikan dorongan untuk
melakukan penelitian yang sama.
·
Agar mereka dapat melestarikan
tumbuhan, karena dia merupakan plasenta dunia yang selalu menghasilkan karbon
dan oksigen bagi kita semua.
BAB II
LANDASAN
TEORI
FOTOSINTESIS
DAN KEMOSINTESIS
2.1. FOTOSINTESIS
A.
Sejarah Fotosintesis
Pada awalnya orang beranggapan bahwa akar “memakan” tanah,
seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles.
Tumbuhan hijau memperoleh zat-zat makanan dari dalam tanah, yang berasal dari
hasil perombakan(penguraian) organisme yang telah mati. Penguraian organisme
mati menjadi bahan yang dapat diserap oleh akar tumbuhan hijau dilakukan oleh
mikroorganisme. Konsep fotosintesis dimulai pada abad ke -17 ketika Jan Van Helmont menyatakan bahwa
pertumbuhan tumbuhan disebabkan adanya air dan bukan tanah.
Joseph Priestley (1772) Sarjana ini melakukan
penelitian dan menyimpulkan bahwa tumbuhan mengubah udara yang dikeluarkan
hewan menjadi udara segar. Priestley melakukan eksperimen bahwa jika di dalam
tabung tertutup diletakkan tikus dan tumbuhan, tikus tetap hidup. Selanjutnya,
kita mengetahui bahwa tumbuhan menggunakan karbon dioksida yang dikeluarkan
oleh hewan, dan hewan menyerap oksigen yang dihasilkan tumbuhan.
Ingenhousz (1799) Sarjana ini membuktikan, bahwa pada fotosintesis dilepaskan O2.
Hal ini dibuktikannya dengan percobaan yang menggunakan tanaman air Hydrilla verticillata di bawah corong
terbalik. Jika tanaman tersebut kena sinar, maka timbullah gelembung-gelembung
gas yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi. Gas ini ternyata oksigen.
Egelmann (1822) Sarjana ini membuktikan, bahwa klorofil merupakan
suatu faktor keharusan dalam proses fotosintesis. Untuk ini dia menyinari
ganggang hijau Spirogira yang
kloroplasnya berbentuk pita melingkar seperti spiral. Hanya kloroplas yang kene
sinar melepaskan oksigen. Ini terbukti dari banyaknya bakteri-oksigen yang
berkerumun sekitar tempat kloroplas yang kena sinar.
Sachs (1860) Sarjana ini membuktikan, bahwa fotosintesis terbentuk
karbohidrat amilum. Adanya amilum dapat dibuktikan dengan pengujian yodium.
Hill (1937) berhasil menguji
kloroplas yang telah dipisahkan dari sel hidup. Kloroplas sel itu jika disinari mampu menghasilkan O2.
Disini peneliti mengambil simpulan bahwa fotosintesis
adalah: suatu peristiwa pebentukan
karbohidrat dari karbon dioksida dan air dengan bantuan energi cahaya matahari.
Gambar diam yang disajikan telah diunduh dari internet
(tersedia secara gratis)
Fotosintesis, berasal dari bahasa Yunani, foto “
cahaya” dan sintesis “ menyusun”. Jadi fotosintesis adalah sebuah proses kimia
yang mengubah karbon dioksida menjadi senyawa organik. Fotosintesis terjadi
pada tanaman. Disini penulis mengutip salah satu journal Internasional volum
158 (2001) yang berjudul Compensation of differences in lifht
absorption at the levels of phptosynthetic primary processes, CO2 uptake
and gowth of tobaco plants Fotosintesis dam pertumbuhan dipelajari dalam
tembakau (Nicotiana tabacum L.) tanbertahap dikurangi sebagai hasil dari
glutamat 1-semiadehyde transpormasi antisense aminotransperase. Pengukuran
pigmentasi daun, absorptance spektral, fluorsensi klorofil, pertukaran gas CO2
dan pertumbuhan luas daun dilakukan pada daun dengan keadaan yang sama
daun dan tanaman ontogeni, yaitu 8 sampai 12 daun di atas tanaman dengan total
22 sampai 26 daun. Kombinasi intensitas cahaya pertumbuhan yang berbeda( 300
dan 30 umol • m-2 • s-1 ) dan perbedaan dalam akumulasi klorofil menga aman
menunjukkan tingkat klorokibatkan tingkat penyerapan foton dari daun berbeda dengan faktor 31.
Sebagai hasil dari masukan energi secara bertahap berkurang, tingkat transpor elektron,
asimlasi CO2 bersih, dan pertumbuhan diturunkan. Namun, sejauh ini
penurunan bervariasi antara tingkat proses hierarki: dalam kaitannya dengan
daun varian eksperimental dengan masukan energi tertinggi, daun dengan 10% dari
tingkat penyerapan foton dan transpor elektron mencapai 13% dari tingkat
asimilasi dan 53% dari tingkat
pertumbuhan maksimum luas daun. Data menunjukkan bahwa tingkat transpor
elektron disesuaikan ketingkat yang sedikit lebih besar dari permintaan energi
asimilasi karbon, dan tiungkat serapan CO2 bersih yang melebihi permintaan
karbohidrat pertumbuhan luas daun. Upaya sangat berlebihan energi dan karbon
adalah peningkatan stabilitas dari sistem di bawah kondisi berbagai
ketersediaan sumber daya. Sebagai hasil yang berlebihan , perbadaan dalam
pembatasan energi input dikompensasi sampai batas tertentu pada tingkat
hierarki yang lebih tinggi dalam daun. Mengenai seluruh tanaman, mekanisme lain
kompensasi berperan: perbedaan antara varian lebih berkurang, karena tanaman
yang tumbuh di bawah pembatasan masukan energi mencapai daerah daun, jumlah
yang setara dengan tanaman kontrol dengan keterlambatan 40 hari.
Kata
kunci: Nicotiana tabacum, spektrum absorptance, aklimatisasi, pertukaran gas CO2,
transpor elektron, dan tingkat pertumbuhan.
Alga dan banyak spesies bakteri. merupakan organisme
fotosintetik disebut photoautotrophs, karena mereka dapat membuat makanan
sendiri. Pada tumbuhan, alga dan cyanobacteria, fotosintesis mengunakan karbon
dioksida dan air, melepaskan oksigen sebagai produk limbah. Fotosintesis adalah
penting bagi semua kehidupan tumbuhan aerobik. Serta mempertahankan tingkat
normal oksigen di atmosfer, hampir semua kehidupan tergantung pada hal itu,
baik sebagai sumber energi langsung, atau tidak langsung, sebagai sumber utama
dari energi dalam makanan mereka. Pengecualian pada chemoautotrophs yang hidup
dalam buatan atau sekitar ventilasi hidrotermal laut dalam. Kemampuan menangkap
energi fotosintesis sangat besar, sekitar 100 terawatt, sekitar enem kali lebih
besar dari konsumsi daya peradaban manusia seperti halnya energi, fotosintesis
juga merupakan sumber karbon senyawa organik dalam tubuh organisme. Meskipun
fotosintesis dapat terjadi dalam cara yang berbeda pada spesies yang berbeda,
beberapa fitur yang selalu sama. Sebagai contoh proses selalu dimulai ketika
energi dari cahaya diserap oleh protein yang disebut pusat reaksi fotosintesis
yang mengandung klorofil.
Pada tumbuhan protein ini terdapat di dalam organel yang
disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri mereka tertanam dalam membran plasma.
Beberapa energi cahaya yang dikumpulkan oleh klorofil disimpan dalam bentuk
adenosin trifosfat (ATP). Sisa energi yang digunakan untuk menghilangkan
elektron dari suatu zat seperti air. Elektron ini kemudian digunakan dalam
reaksi yang mengubah karbon dioksida menjadi senyawa organik. Pada tumbuhan,
alga dan cyanobacteria, hal ini dilakukan dengan urutan reaksi yang disebut siklus Calvin, tapi cara yang berbeda
dari reaksi yang ditemukan dibeberapa bakteri, seperti siklus Krebs reverse Clorobium. Banyak organisme fotosintetik
memiliki adaptasi yang menyimpan karbon dioksida. Ini membantu mengurangi
proses boros yang disebut fotorespirasi yang dapat mengkonsumsi bagian dari
gula yang dihasilkan selama fotosintesis. Sekilas mengenai autotrof dan
heterotrof. Fotosintesis adalah sarana utama dimana tanaman, alga dan bakteri
menghasilkan senyawa organik banyak dan oksigen dari karbon dioksida dan air.
Organisme fotosintetik yang photoautotrophs, yang berarti
bahwa mereka adalah repositori energi, mereka mampu mensintesis makanan
langsung dari karbon dioksida dengan menggunakan energi dari cahaya. Mereka
menambah energi potensial. Namun, tidak semua organisme yang menggunakan energi
cahaya sebagai sumber energi melakukan fotosintesis, karena photohetorotrophs
menggunakan senyawa organik, daripadakarbon dioksida, sebagai sumber karbon.
Meskipun ada beberapa perbedaan antara fotosintesis oksigenik pada tunbuhan,
alga dan cyanobacteria, proses keseluruhan sangat mirip dalam organisme. Namun,
ada beberapa jenis bakteri yang melakukan fotosintesis anoksigenetik, yang
mengkonsumsi karbon dioksida tetapi tidak melepaskan oksigen.
Karbon dioksida diubah menjadi gula dalam proses yang
disebut fiksasi karbon. Fiksasi karbon adalah reaksi redoks, sehingga
fotosintesis perlu menggunakan kedua sumber energi untuk mendorong proses ini,
dan elektron yang diperlukan untuk mengubah karbon dioksida menjadi
karbohidrat, yang merupakan reaksi reduksi. Secara umum fotosintesis adalah
kebalikan dari respirasi seluler, dimana glukosa dan senyawa lain yang
dioksidasi untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan melepaskan energi
kimia. Namun dua proses berlangsung melalui urutan yang berbeda dari reaksi
kimia dan dalam kompartemen seluler yang berbeda.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis
:
1. faktor
genetik yang di dalamnya meliputi :
·
Perbedaan
antara spesies yaitu perbedaan antara spesies C3, C4, dan
CAM.
·
Pengaruh
umur daun, umur daun akan mempengaruhi laju fotosintesis. Kemampuan daun untuk
berfotosintesis meningkat pada awal perkembangan daun, tetapi kemudian mulai
turun, kadang sebelum daun tersebut berkembang penuh.
·
Pengaruh
laju translokasi fotosintat, faktor lain yang dapat mempengaruhi laju
fotosintesis adalah laju translokasi fotosintat dari daun ke organ-organ
penampung yang berfungsi sebagai limbung (sink). Perlakuan pemotongan organ
seperti umbi, biji, atau buah yang sedang membesar dapat menghambat laju
fotosintesis untuk beberapa hari, terutama untuk daun yang berdekatan dengan
organ yang dibuang tersebut. Hambatan terhadap laju fotosintesis ini disebabkan
karena hasil fotosintesis yang tertimbun pada daun tidak dapat di
translokasikan ke organ yang telah dibuang tersebut.
2. faktor
lingkungan
·
Ketersediaan
air, bila kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
·
Ketersediaan
CO2, CO2 merupakan bahan
baku sintesis karbohidrat. Karena itu,
jika keurangan CO2 akan menyebabkan penurunan laju fotosintesis. Sedangkan peningkatan konsentrasi CO2 akan secara konsisten
memacu laju fotosintesis.
·
Pengaruh
cahaya, laju fotosintesis akan meningkat pada intensitas cahaya meningkat hanya
apabila diimbangi kenaikan kadar CO2, yaitu sekitar tengah hari, yakni pada
saat intensitas cahaya mencapai puncaknya. Demikian sebaliknya. Penutupan
cahaya matahari oleh awan juga akan mengurangi laju fotosintesis.
·
Pengaruh
suhu, enzim-enzim yangbekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja
pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis
meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
C.
Tempat Terjadinya Fotosintesis
Seluruh bagian hijau tumbuhan, temasuk batang
hijau dan buah yang belum matang, memiliki kloroplas, namun daun merupakan
tempat utama fotosintesis pada sebagian besar tumbuhan Campbell (1999).
Gambar
diam yang disajikan telah diunduh dari internet (tersedia secara gratis)
Warna hijau pada tumbuhan disebabkan
oleh pigmen klorofil yang tersimpan
pada organel sel yang disebut kloroplas.
Disetiap sel terdapat 40-50 kloroplas. Di dalam kloroplas inilah penerapan
cahaya oleh klorofil dimulai pada proses fotosintesis.
Pada sebagian besar tumbuhan tinggi, daun merupakan organ
utama untuk fotosintesis. Pada permukaan luar epidermis bawah dan atas biasanya
dilindungi oleh lapisan kutikula dan kadang-kadang disebelah luarnya lagi
terdapat lapisan lilin. Lapisan kutikula dan lilin ini berguna untuk mencegah
penguapan air (transpirasi) berlebihan dan menambah kekuatan.
Diantara sel-sel epidermis daun
terdapat pori kecil yang disebit stomata.
Fungsi stomata sebagai pengatur penguapan, pengatur masuknya gas CO2
dari udara dan keluarnya gas O2 ke udara selama fotosintesis
berlangsung dan ke arah sebaliknya pada waktu respirasi berlangsung. Diantara
epidermis atas dan epidermis bawah terdapat jaringan mesofil. Pada tumbuhan
monokotil, mesofilnya tersusun atas parenkima yang seragam. Sedangkan pada daun
dikotil, parenkima umumnya berkembang menjadi palisade (jaringan tiang atau jaringan pagar) dan spon (jaringan
bunga karang). Sesuai dengan fungsinya, mesofil merupakan daerah fotosintesis
utama karena mengandung kloroplas. Kandungan kloroplas di palisade lebih banyak
dibandingkan dengan yang berada di spon. Di dalam kloroplas terdapat klorofil
pada protein integral membran tilakoid. Kloroplas tersusun dari bagian-bagian
sebagai berikut antara lain: Stroma,
stroma merupakan cairan kental di dalam
kloroplas. Stroma juga merupakan tempat glukosa terbentuk dari karbon dioksida
dan air, juga suatu sistem rumit yang terdiri dari kantong-kantong bermembran
yang saling berhubungan yang disebut tilakoid,
memisahkan stroma dari komparteman lain, yaitu interior tilakoid, atau ruang
tilakoid. Tilakoid merupakan struktur cakram yang terbentuk dari pelipatan
membran dalam kloroplas. Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan mengubahnya
menjadi energi kimia. Dibeberapa tempat, kantong-kantong tilakoid bertumpuk
membentuk grana. Grana merupakan
satu tumpuk tilakoid.
Klorofil merupakan pigmen utama yang
terdapat pada tumbuhan. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil- a dan
klorofil- b. Klorofil a dengan rumus bangunnya C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua. Merupakan pigmen hijau
rumput (grass green pigmen) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan.
Klorofil- a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Sedangkan klorofil-
b dengan rumus bangunnya C55H70O6N4Mg,
berwarna hijau kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan.
Klorofil- b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau dan beberapa bakteri
fotoautotrof.
Klorofil tidak larut dalam air. Melainkan larut di dalam
etanol, metanol, eter, aseton, bensol dan kloroform. Untuk memisahkan klorofil-
a dan klorofil- b beserta pigmen-pigmen lain seperti karotin, xantofil, orang
menggunakan suatu teknik yang disebut kromotografi,
dimana larutan klorofil dilewatkan suatu tabung berisi bubukan sukrosa yang
halus. Maka bubukan sukrosa akan menyerap zat-zat yang terkandung di dalam
larutan tersebut menurut sifat zat masing-masing dan dengan demikian terjadilah
lapisan-lapisan yang beraneka warna padatiang sukrosa di dalam tabung.
Adapun
faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil yaitu:
- Faktor pembawaan. Pembentukan klorofil seperti halnya dengan pembentukan pigmen-pigmen lain pada hewan dan manusia dibawakan oleh suatu gen tertentu di dalam kromosom. Jika gen ini tidak ada, maka tanaman akan tampak putih belaka (albino), peristiwa ini sering kita lihat pada tanaman jagung. Jagung yang albino tidak dapat hidup lebih lama.
- Cahaya. Pada beberapa kecambah tanaman angiospermae, klorofil dapat terbentuk dengan tiada memerlukan cahaya. Tanaman yang lain yang ditumbuhkan di dalam gelap tidak berhasil membentuk klorofil, mereka pucat (klorosis) kekuning-kuningan. Ada terdapat padanya protoklorofil yang mirip dengan klorofil- a. Hanya protoklorofil mengandung kurang 2 atom H daripada klorofil- a. Reduksi protoklorofil untuk menjadi klorofil- a memerlukan sinar dan sinar ini diserap sendiri oleh protoklorofil untuk mengubah dirinya sendiri menjadi klorofil- a, suatu peristiwa hyang disebut autotransformasi. Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk terhadap klorofil. Larutan klorofil yang dihadapkan kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juga dapat kita lihat pada daun-daun yang terus menerus kena sinar langsung, warna mereka menjadi hijau kekuning-kuningan.
- Oksigen. Kecambah yang ditumbuhkan di dalam gelap, kemudian ditempatkan di cahaya tidak mampu membentuk klorofil, jika tidak diberikan oksigen padanya.
- Karbohidrat. Terutama di dalam bentuk gula ternyata sangat membantu pada pembentukan klorofil dalam daun-daun yang mengalami tumbuh dalam gelap (etiolasi). Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tidak mampu menghasilkan klorofil.
- Nitrogen, Magnesium, Besi yang menjadi bahan pembentukan klorofil sudah barang tentu merupakan suatu keharusan. Kekurangan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis pada tumbuhan.
- Mangan, Cuprum, Seng meskipun dalam jumlah yang sedikit sekali juga membantu dalam pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu tanaman mengalami klorosis juga.
- Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari klorofil sepert pada rumput dan pohon-pohon dimuim kering.
- Temperatur antara 3° - 48°C merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman.akan tetapi yang paling baik adalah 26° - 30°C.
Kecuali
klorofil- a an klorofil- b, kita juga mengenal klorofil- c yang terdapat pada Diatom dan Ganggang-pirang; klorofil- d kita jumpai pada Ganggang merah. Sedang Bakteri ungu mempunyai bakterioklorofil dan Bakteri
–hijau mempunyai bakterioviridin.
Jenis-jenis klorofil yang tersebut di atas itu hampir serupa susunan kimianya,
semuanya mengandung magnesium.
Jika
klorofil kena asam, maka Mg akan bergeser oleh H dan kemudian merupakan suatu
persenyawaan yang disebut feofitin,
warnanya cokelat.
Dalam hal ini ada juga unsur lain
yang terdapat di dalam kloroplas ialah karotinoida.
Pada buah-buahan yang telah masak, klorofil telah menghilang(terurai) dan hanya
warna kuning atau merah yang kemudian nampak. Di dalam hal demikian, maka
kloroplas telah berganti isi dan kemudian disebut klomoplas. Karotinoida
terdiri atas dua golongan, yaitu golongan karotin
dan golongan karotinol. Kita juga
mengenal alfa karotin, beta karotin dan gama karotin, likopin yang satu sama
lainnya merupakan isomer. Beta karotin umumnya lebih banyak terdapat, zat ini
disebit juga provitamin- A yang di dalam
tubuh hewan dan manusia diubah menjadi vitamin- A.
Karotin ini ini juga senyawa hidrokarbon, warnanya merah,
rumus kimianya C40H56. Zat ini kecuali ada pada tumbuhan,
juga terdapat dalam jaringan hewan seperti di dalam lemak dan kuning- telur.
Karatinol atau
xantofil itu kebanyakan suatu alkohol, warna umumnya kuning. Luteol atau lutein banyak kedapatan pada daun-daunan, rumus kimianya C40H54(OH)2,
warna zat ini kuning, Zeaxaniol C40H54 (OH)2
pada jagung berwarna kuning pula.
Antosianin (anthocyanin),
warna merah pada Canna, warna ungu pada daun Coleus atau daun Talas- ungu,
warna ungu pada bunha Telang (Clitorea
ternatea L) , itu disebabkan oleh zat warna yang disebut antosianin.
Zat-zat ini terdapat pada air sel vacuola, biasanya larut di dalamnya,
jarang-jarang berupa hablur. Antosianin itu suatu glikosida. Kalau kehilangan
gulanya tinggallah antosianidin. Zat ini berwarna merah dilingkungan asam,
berwarna biru dilingkungan basa dan berwarna ungu dilingkungan netral.
Pembentukan antosianin memerlukan gula seperti halnya juga dengan pembentukan
klorofil.
Pada bunga Pelargonium
terdapat zat warna merah yang disebut pelargonidin.
Sedang pada Delfinium dari suku
Ranunculaccae terdapat delfinidin.
Disini Fitokrom juga tidak kalah pentingnya, sebagai hasil
penelitian S. B. Hendricks dan H. A. Bortwick yang bertahun-tahun lamanya, maka
akhirnya dalam tahun 1965 diumumkanlah adanya pigmen berwarna kebiru-biruan
yang terdapat di dalam sel tumbuhan, terutama pada kecambah yang tumbuh
ditempat gelap.
Pigmen ini diberi nama fitokrom,
dan fitokrom itu ternyata suatu protein dapat mengalami denaturasi apabila kena
panas, basa atau asam kuat. Fitokrom berperan dalam penerimaan sinar
bergelombang tertentu. Sampai sekarang orang belum dapat menentukan rumus
kimianya. Fitokrom diperoleh dari ekstrak kecambah gandum. Kemudian ekstrak ini
diuraikan lewat kromatografi, dan akhirnya diperoleh fitokrom murni. Fitokrom
muncul dalam dua bentuk. Yang satu peka terhadap sinar bergelombag 660 mµ,
sedang bentuk yang lain peka terhadap sinar bergelombang 730mµ.
Fitokrom mempengaruhi pertumbuhan bunga tertentu, mempengaruhi buku-buku pada tumbuhan yang
mengalami etiolasi. Memengaruhi
pembentukan antosianin dan berpengaruh dalm berbagai gerak organ-organ
suatu tumbuhan.
D. Reaksi-reaksi Fotosintesis
Reaksi terang (reaksi
yang bergantung cahaya)
Reaksi terang mengubah energi surya
menjadi energi kimia dalam ATP dan NADP dalam membran tilakoid memecah air,
melepaskan O2, menghasilkan ATP, dan membentuk NADPH. Siklus Calvin
dalam stroma membentuk gula dari CO2, mengunakan ATP sebagai energi
dan NADPH sebagai tenaga pereduksi.
Tahap awal fotosintesis adalah
reaksi terang atau reaksi yang bergantung pada cahaya. Dalam reaksi terang
terjadi tiga proses yang berlangsung di dalam kloroplas, khususnya di membran
tilakoid.
- Pigmen fotosintesis menyerap energi cahaya dan melepaskan elektron yang akan masuk ke sistem transpor elektron.
- Molekul air pecah, ATP dan NADPH (Nicotinamide Adenin Dinucleotide phospate H) terbentuk dan oksigen dilepaskan.
- Pigmen fotosintesis yang melepaskan elektron menerima kembali elektron sebagai gantinya.
Beratus-ratus
molekul pigmen fotosintesis terkumpul dalam suatu fotosistem yang melekat pada membran tilakoid. Sebagian besar
pigmen tersebut meperoleh energi dari energi cahaya (foton) yang diserap.
Energi cahaya yang diserap ini akan mendorong elektron dari pigmen fotosintesis
sambil melepaskan enrgi eksitasi. Energi esitasi akan dibawa oleh pigmen
penerima energi caaya ke molekul-molekul pigmen yang lain secara acak sampai ke
klorofil-a. Klorofil-a hanyandapat menangkap panjang gelombang cahaya tertentu.
Klorofil-a merupakan pusat reaksi bagi
fotosistem. Pusat reaksi penerims energi eksitasi, tetapi tidak membawanya ke
pigmen yang lain. Pusat reaksi yang telah teraktivitasi ini memberikan elektron
dalam sitem transpor elektron. Sistem tanspor elektron tersusun dari enzim,
koenzim dan protein yang terikat pada membran sel. Elektron dipindahkan tahap
demi tahap melalui sistem
transpor elektron, energi dlepaskan pada
setiap tahap. Energi tersebut sebagian besar digunakan untuk pembuatan ATP dan
NADPH.
Gambar
diam yang disajikan telah diunduh dari internet (tersedia secara gratis)
Siklus Calvin
Siklus Calvin disebut juga Reaksi gelap
yang merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi gelap adalah reaksi pembentukan gula dari CO2 yang
terjadi di stroma. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi terjadi pada
bagian kloroplas yang disebut stroma.
Reaksi gelap
Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi
terang, dan CO2, yang berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap
ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat
diperlukan bagi reaksi katabolisme. Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin
dan Andrew Benson, karena itu reaksi gelap disebut juga reaksi
Calvin-Benson.
Secara umum, reaksi
gelap dapat dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan
regenerasi.
Gambar diam yang disajikan telah diunduh dari internet
(tersedia secara gratis)
Reaksi gelap dimulai dengan pengikatan atau fiksasi 6 molekul CO2
ke 6 molekuk gula 5 karbon yaitu ribulosa 1,5 bifosfat, dikatalisis oleh enzim
ribulosa bifosfat karboksilase/oksigenase(rubisco) yang kemudian membentuk 6
molekul gula 6 karbon. Molekul 6 karbon ini tidak stabil maka pecah menjadi 12
molekul 3 karbon yaitu 3 fosfogliserat. 3 fosfogliserat kemudian difosforilasi
oleh 12 ATP membentuk 1,3 bifosfogliserat. 1,3 bifosfogliserat difosforilasi
lagi oleh 12 NADPH membentuk 12 molekul gliseradehida 3 fosfat/PGAL. 2 PGAL
digunakan untuk membentuk 1 molekul glukosa atau jenis gula lainnya, sedangkan
10 molekul lainnya difosforilasi oleh 6 ATP untuk kembali membentuk 6 molekul
Ribulosa 1,5 bifosfat. Proses pengikatan CO2 ke RuBP disebut fiksasi,
proses pemecahan molekul 6 karbon menjadi molekul 3 karbon disebut reduksi
dan proses pembentukan kembali RuBP dari PGAL disebut regenerasi.
E. Fiksasi CO2
Fiksasi
Karbon dioksida pada Tanaman C3, C4 dan CAM. Melvin Calvin bersama
beberapa peneliti pada universitas calivornia berhasil mengidentivikasi produk
awal dari fiksasi CO2. Produk awal tersebut adalah asam
3-fosfogliserat atau sering disebut PGA, karena PGA tersusun dari 3 atom
karbon.
Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa tidak ada senyawa dengan 2 atom C
yang terakumulasi. Senyawa yang terakumulasi adalah senyawa dengan 5 atom C
yakni Ribulosa – 1.5 – bisfosfat (RUBP). Reaksi antara CO2 dengan
RUBP dipacu oleh enzim ribulosa bisfosfat karboklsilase (RUBISCO).
Rubisco adalah enzim raksasa yang berperan
sangat penting dalam reaksi gelap fotosintesis tumbuhan. Enzim inilah yang menggabungkan molekul ribulosa-1,5-bisfosfat (RuBP, kadang-kadang disebut RuDP) yang memiliki tiga atom C dengan karbondioksida menjadi atom dengan enam C, untuk kemudian diproses lebih lanjut menjadi glukosa, molekul penyimpan energi aktif utama pada tumbuhan.
Fotosintesis ini disebut mekanisme C3, karena molekul yang pertama kali
terbentuk setelah fiksasi karbon adalah molekul berkarbon 3, 3-fosfogliserat.
Kebanyakan tumbuhan yang menggunakan fotosintesis C3 disebut tumbuhan C3.
Padi, gandum, dan kedelai merupakan contoh-contoh tumbuhan C3 yang
penting dalam pertanian.
Gambar diam yang
disajikan telah diunduh dari internet (tersedia secara gratis)
Kondisi lingkungan yang mendorong
fotorespirasi ialah hari yang panas, kering, dan terik-kondisi yang menyebabkan
stomata tertutup. Kondisi ini menyebabkan CO2 tidak bisa masuk dan O2
tidak bisa keluar sehingga terjadi fotorespirasi.Dalam spesies tumbuhan
tertentu, ada cara lain fiksasi karbon yang meminimumkan fotorespirasi. Dua adaptasi
fotosintetik yang paling penting ini ialah fotosintesis C4 dan CAM
Tumbuhan C4
Tumbuhan C4 dinamakan demikian karena tumbuhan itu mendahului siklus Calvin
yang menghasilkan asam berkarbon -4 sebagai hasil pertama fiksasi CO2 dan
yang memfiksasi CO2 menjadi APG di sebut spesies C3, sebagian
spesies C4 sebagai contoh adalah monokotil (tebu, jagung, dll)
Gambar
diam yang disajikan telah diunduh dari internet (tersedia secara gratis)
Reaksi dimana CO2 dikonfersi menjadi asam malat atau asam
aspartat adalah melalui penggabugannya dengan fosfoeolpiruvat (PEP) untuk
membentuk oksaloasetat dan Pi.
Enzim PEP-karboksilase ditemukan pada setiap sel tumbuhan yang hidup dan
enzim ini yang berperan dalam memacu fiksasi CO2 pada tumbuhan C4.
enzim PEP-karboksilase terkandung dalam jumlah yang banyak pada daun tumbuhan
C4, pada daun tumbuhan C-3 dan pada akar, buah-buah dan sel – sel tanpa
klorofil lainnya ditemukan suqatu isozim dari PEP-karboksilase.
Reaksi untuk mengkonversi oksaloasetat menjadi malat dirangsang oleh enzim
malat dehidrogenase dengan kebutuhan elektronnya disediakan oleh NHDPH.
Oksaleasetat harus masuk kedalam kloroplas untuk direduksi menjadi malat.
Pembentukkan aspartat dari malat terjadi didalam sitosol dan membutuhkan
asam amino lain sebagai sumber gugus aminonya. Proses ini disebut transaminasi.
Pada tumbuhan C-4 terdapat pembagian tugas antara 2 jenis sel fotosintetik,
yakni
1.sel mesofil
2.sel-sel bundle sheath/ sel seludang-berkas pembuluh.
Sel seludang berkas pembuluh disusun menjadi kemasan yang sangat padat
disekitar berkas pembuluh. Diantara seludang-berkas pembuluh dan permukaan daun
terdapat sel mesofil yang tersusun agak longgar. Siklus calvin didahului oleh
masuknya CO2 ke dalam senyawa organic dalam mesofil.
Langkah pertama ialah penambahan CO2 pada fosfoenolpirufat (PEP)
untuk membentuk produk berkarbon empat yaitu oksaloasetat, Enzim PEP
karboksilase menambahkan CO2 pada PEP. Karbondioksida difiksasi
dalam sel mesofil oleh enzim PEP karboksilase. Senyawa berkarbon-empat-malat,
dalam hal ini menyalurkan atom CO2 kedalam sel seludang-berkas
pembuluh, melalui plasmodesmata. Dalam sel seludang –berkas pembuluh, senyawa
berkarbon empat melepaskan CO2 yang diasimilasi ulang kedalam materi
organic oleh robisco dan siklus Calvin.
Dengan cara ini, fotosintesis C4 meminimumkan fotorespirasi dan
meningkatkan produksi gula. Adaptasi ini sangat bermanfaat dalam daerah panas
dengan cahaya matahari yang banyak, dan dilingkungan seperti inilah tumbuhan C4
sering muncul dan tumbuh subur.
Tumbuhan CAM
Gambar diam yang
disajikan telah diunduh dari internet (tersedia secara gratis)
Beberapa spesies tumbuhan mempunyai sifat yang berbeda dengan kebanyakan
tumbuhan lainnya, yakni Tumbuhan ini membuka stomatanya pada malam hari dan
menutupnya pada siang hari. Kelompok tumbuhan ini umumnya adalah tumbuhan jenis
sukulen yang tumbuh da daerah kering. Dengan menutup stomata pada siang hari
membantu tumbuhan ini menghemat air, dapat mengurangi laju transpirasinya,
sehingga lebih mampu beradaptasi pada daerah kering tersebut.
Selama malam hari, ketika stomata tumbuhan itu terbuka, tumbuhan ii
mengambil CO2 dan memasukkannya kedalam berbagai asam organic. Cara
fiksasi karbon ini disebut metabolisme
asam krasulase, atau crassulacean
acid metabolism (CAM).
Dinamakan demikian karena metabolisme ini pertama kali diteliti pada
tumbuhan dari famili crassulaceae. Termasuk golongan CAM adalah Crassulaceae,
Cactaceae, Bromeliaceae, Liliaceae, Agaveceae, Ananas comosus, dan Oncidium
lanceanum.
Jalur CAM serupa dengan jalur C4 dalam hal karbon dioksida
terlebih dahulu dimasukkan kedalam senyawa organic intermediet sebelum karbon
dioksida ini memasuki siklus Calvin. Perbedaannya ialah bahwa pada tumbuhan C4,
kedua langkah ini terjadi pada ruang yang terpisah. Langkah ini terpisahkan
pada dua jenis sel. Pada tumbuhan CAM, kedua langkah dipisahkan untuk
sementara. Fiksasi karbon terjadi pada malam hari, dan siklus calvin
berlangsung selama siang hari.
F. Fotosintesis dan Pemanasan Global
Fotosintesis merupakan penampungan (sink) bagi CO2 global.
Karena pada peristiwa inilah CO2 dapat berkurang, dalam proses itu
CO2 diambil dan O2 dikeluarkan ke udara. Sedangkan
pemanasan global merupakan peristiwa yang dapat menipiskan lapisan ozon,
sehingga panas di bumi semakin tinggi.
Fotosintesis merupakan
penampung (sink) bagi CO2 global.
Gambar
diam yang disajikan telah diunduh dari internet (tersedia secara gratis)
Pemanasan global dapat direduksi dengan
melakukan penanaman pohon. Oleh karena CO2 dipergunakan tanaman
untuk melakukan proses fotosintesis
dan respirasi, maka penanaman pohon
dalam jumlah banyak dapat menjadi solusinya. Dari pemanasan global proses
fotosintesis berkurang akibat lapisan ozon di bumi berkurang karena rumah kaca
memantulkan sinar ultraviolet dari matahari ke awan dan awan memproses itu
menjadi uap air. Tentunya dimusim yang sudah tidak menentu ini cuaca terik
sudah menjadi hal yang biasanya. Orang sering mengeluh dan mengaitkan dengan
dampak global warming atau pemanasan
global. Memang jika dirasakan, semakin hari panas matahari suhunya semakin
meningkat, dan ada benarnya jika kondisi bumi sekarang sudah pada kondisi
“kritis”. Oleh karenanya, usaha untuk mencegah timbulnya pemanasan global perlu
digiatkan. Salah satu solusi untuk mencegah pemanasan global adalah dengan
menghilangkan gas karbon dioksida, dan cara yangpaling mudah adalah dengan
memelihara pohon dan menanam lebih banyak lagi. Karena pohon (terutama yang
muda dan cepat pertumbuhannya) menyerap karbon dioksida yang sangat banyak,
memecahnya melalui fotosintesis dan menyimpan dalam kayunya.
Salah satu penyebab pemanasan global adalah terlalu banyak emisi gas rumah
kaca yang dilepaskan ke atmosfer. emisi gas rumah kaca ini didominasi oleh
karbon dioksida (CO2) yangsebagian besar dihasilkan oleh pembangkit
listrik berbahan bakar fosil, penebangan dan pembakaran hutan yang cukup banyak
dan besar diberbagai belahan dunia.
Pemanasan global
akibat efek rumah kaca dari CO2 di atmosfer, radiasi cahaya yang
terperangkap oleh CO2.
Gambar
diam yang disajikan telah diunduh dari internet (tersedia secara gratis)
Adapun asap kendaraan bermotor dan
penggunaan listrik yang menggunakan minyak bumi dan batubara sebagai sumber
tenaga juga apat menjadi penyebab menumpuknya gas rumah kaca di udara. Aktivitas kita sehari-hari selalu
menggunakan bahan bakar ini, naik kendaraan butuh binsin atau solar, bekerja butuh
listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara dan
memasak butuh Elpiji.
Tetapi jangan risau,
kalau saja masih ada yang peduli, bukan hanya sekedar kampanye pencegahan
pemanasan global saja, tapi bukti nyata dalam penanganan bersama. Disini ada
cara sederhana mengurangi pemanasan global. Para ahli lingkungan hidup
menambahkan ungkapannya dari apa yang telah dipaparkan di atas bahwa penyebab
terjadinya pemanasan global dewasa ini adalah menumpuknya gas rumah kaca
seperti Karbon dioksida (CO2), Metana (CH4), dan Dinitrioksida(N2O),
di atmosfer bumi. Yang paling besar menyumbang gas rumah kaca seperti di udara
adalah Karbon dioksida. Padahal gas karbon dioksida merupakan gas normal di
alam dalam jumlah melimpah. Gas ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dalam
proses fotosintesis. Di atmosfer bumi karbon dioksida berguna untuk menjaga
agar bumi tetap hangat, sebenarnya molekul-molekulnya dapat menahan panas dari
radiasi sinar matahari dan memantulkan radiasi itu ke luar angkasa.
Adapun cara-cara sederhana untuk menekan
bertambahnya emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh sektor transportasi,
sebagai berikut:
- Sedapat mungkin gunakan transportasi umum, karena makin banyak menggunakan kendaraan pribadi di jalan raya, makin besar produksi karbon dioksida.
- Jika mungkin, bergabunglah dengan komunitas bike to work, bersepeda ke kantor.
- Kalaupun menggunakan kendaraan pribadi, pilihlah kendaraan yang hemat bahan bakar.
2.2. KEMOSINTESIS
Campbell et al,(2002) prokariota paling
awal adalah organisme kemoautotrof yang mendapatkan energi dari bahan kimia
anorganik dan menghasilkan energinya sendiri dan bukannya menyerap ATP. Hal ini
disebabkan Hidrogen sulfide (H2S) dan senyawa besi (Fe2+)
sangat berlimpah di bumi purbakala, dan sel-sel primitive kemungkinan
mendapatkan energi dari reaksi melibatkan senyawa tersebut. Beberapa arkhaea
modern saat ini dapat bertahan hidup pada sumber mata air panas yang mengandung
sulfur dan melakukan reaksi kimia yang membebaskan energi.
FeS + H2 S ® FeS2 + H2
+ energi bebas
Protein
membrane pada prokariota awal kemungkinan menggunakan sebagian energi bebas
yang dihasilkan untuk memecahkan produk H2 menjadi proton dan
electron serta menghasilkan suatu gradient proton sepanjang membrane plasmanya.
Dalam bentuk primitive kemiosmosis, gradient tersebut kemungkinan dapat
menyebabkan terjadinya sintesis ATP.
Campbell et al, melaporkan percobaan
yang dilakukan oleh Van Niel pada tahun 1930-an untuk mengamati proses
fotosintesis pada bakteri yang membuat karbohidratnya dari CO2
tetapi tidak melepaskan O2, menyimpulkan bahwa pada bakteri
tersebut CO2 tidak terurai menjadi karbon dan oksigen. Satu kelompok
bakteri menggunakan hydrogen sulfide (H2S) dan bukannya air untuk
fotosintesis, dan menghasilkan titik sulfur (belerang) warna kuning sebagai
produk limbah dengan persamaan kimianya:
CO2 + 2H2S ® CH2O
+ H2O + 2S
Kemampuan
melakukan kemosintesis hanya dimiliki oleh beberapa jenis mikroorganisme,
misalnya bakteri belerang nonfotosintetik (Thiobacillus) dan bakteri
nitrogen (Nitrosomonas dan Nitrosococcus). Banyak mikroorganisme
di daerah laut dalam menggunakan kemosintesis untuk memproduksi biomassa dari
satu molekul karbon. Dua kategori dapat dibedakan. Pertama, di tempat yang
jarang tersedia molekul hidrogen, energi yang tersedia dari reaksi antara CO2
dan H2 (yang mengawali produksi metana, CH4) dapat
menjadi cukup besar untuk menjalankan produksi biomassa.
Isnan,(2007) kemungkinan lain, dalam
banyak lingkungan laut, energi untuk kemosintesis didapat dari reaksi antara O2
dan substansi seperti hidrogen sulfida atau amonia. Pada kasus kedua,
mikroorganisme kemosintetik bergantung pada fotosintesis yang berlangsung di
tempat lain dan memproduksi O2 yang mereka butuhkan.
Bakteri
nitrogen, seperti Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh
energi hasil dengan cara mengoksidasi NH3 yang telah bereaksi dengan
CO2 dan membentuk amonium karbonat ((NH4)2CO3).
(NH4)2CO3 + O2
® 2 HNO2 + CO2 +
Energi
Jenis
bakteri lain yang mampu melaksanakan kemosintesis antara lain Nitrobacter.
Bakteri ini mampu mengoksidasi senyawa nitrit dalam mediumnya. Hasilnya adalah
senyawa nitrat dan membebaskan energi yang akan dipergunakan untuk menyintesis
senyawa organik.
Ca(NO2)2 + O2
® Ca(NO3)2 +
Energi
Mahmuddin,(2009) memberikan komentarnya
tentang kemosintesis merupakan reaksi anabolisme selain fotosintesis.
Kemosintesis adalah konservasi biologis satu molekul karbon atau lebih
(biasanya karbon dioksida atau metana), senyawa nitrogen dan sumber makanan
menjadi senyawa organik dengan menggunakan oksidasi molekul anorganik
(contohnya, gas hidrogen, hidrogen sulfida) atau metana sebagai sumber energi.
Kemosintesis adalah anabolisme yang menggunakan energi kimia. Energi kimia yang
digunakan pada reaksi ini adalah energi yang dihasilkan dari suatu reaksi
kimia, yaitu reaksi oksidasi. Organisme autotrof yang melakukan kemosintesis
disebut kemoautotrof.
Peristiwa asimilasi dengan zat kimia sebagai sumber energinya disebut sebagai
kemosintesis,organisme pelakunya disebut
sebagai organisme kemosintetik atau kemoautotrof.
Organisme kemoautotrof ini juga menggunakan CO2 sebagai sumber karbonnya, akan tetapi energy untuk melakukan proses asimilasi berasal dari energy kimia , bukan dari cahaya.
Energy diperoleh dari hasil oksidasi senyawa anorganik yang diperoleh dari lingkungannya , missal : sulfide, nitrogen , sulfur, besi, ammonia, nitrit.
Organisme kemoautotrof ini juga menggunakan CO2 sebagai sumber karbonnya, akan tetapi energy untuk melakukan proses asimilasi berasal dari energy kimia , bukan dari cahaya.
Energy diperoleh dari hasil oksidasi senyawa anorganik yang diperoleh dari lingkungannya , missal : sulfide, nitrogen , sulfur, besi, ammonia, nitrit.
Organisme pelaku kemosintesis :
a. Bakteri Belerang, misal : Beggiatoa, Thiotrix.
b. Bakteri nitrifikasi, misal : Nitrosomonas,Nitrosococcus, Nitrobacter.
c. Bakteri besi, misal ferrobacillus.
Gambar diam yang disajikan telah diunduh dari internet (tersedia secara gratis)
a. Bakteri Belerang, misal : Beggiatoa, Thiotrix.
b. Bakteri nitrifikasi, misal : Nitrosomonas,Nitrosococcus, Nitrobacter.
c. Bakteri besi, misal ferrobacillus.
Gambar diam yang disajikan telah diunduh dari internet (tersedia secara gratis)
"bakteri
nitrifikasi banyak ditemukan di buntil akar tumbuhan kacang -
kacangan"
Jadi kemosintesis menggunakan bahan anorganik sebagai sumber
energinya dan CO2 sebagai sumber karbon dan air.
Untu lebih jelas lihat bagan persamaan dibawah ini :
Untu lebih jelas lihat bagan persamaan dibawah ini :
Senyawa anorganik + O2
------- E + hasil samping
H2O -------- H2 + O2
H2O -------- H2 + O2
CO2 + H2 -------- glukosa
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Pada dasarnya penelitian fisiologi tumbuhan ditunjukan untuk
meningkatkan kompetensi siswa, dan juga mendorong semangat bagi guru dan pihak
lain dalam memahami betapa pentingnya proses fotosintesis dalam hal menjaga
keseimbangan di alam.
3.2.
Saran
Tulisan ini masih banyak kekurangan dan kelemahan maik dari
segi isi maupun pembahasannya. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun, untuk menyempurnakan tulisan ini.
Jaringan pada Tumbuhan
http://irshadi-bagas-4all.blogspot.com/2008/05/jaringan-pada-tumbuhan.html
Jaringan pada Tumbuhan
1. Jaringan
Meristem
Terdiri dari sekelompok sel yang
memiliki sifat selalu membelah diri.
Terdapat
pada lembaga (embrio), ujung batang, kuncup, kambium dan ujung akar.
Pada
lembaga / embrio, jaringan meristem ini tumbuh membentuk jaringan-jaringan
lain.
Pada
ujung akar, ujung batang dan kuncupmenyebabkan terjadinya pertumbuhan tumbuhan.
Kambium
hanya dimuliki oleh tumbuhan dikotil (berkeping 2) dan tumbuhan berbiji terbuka
(gymnospermae).
Kambium
pada tumbuhan menyebabkan batang membesar.
2. Jaringan
Epidermis (Jaringan Pelindung)
Jaringan epidermis adalah jaringan
yang menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan (akar, daun dan batang).
Pada Eperdermis daun, dibeberapa
tempat mengalami perubahan bentuk menjadi stomata, membentuk lapisan lilin dan
lapisan kutikula siatas permukaan selnya.
Pada Eperdermis daun dan batang,
juga mengalami perubahan bentuk menjadi rambut-rambut halus (trikoma).
Eperdermis pada ujung akar membentuk
rambut-rambut akar.
Ciri-ciri epidermis:
·
Letak sel rapat
·
Selnya hidup
·
Tidak berklorofil, kecuali sel
penjaga dari stomata.
·
Tidak dapat ditembus air dari luar,
kecuali epidermis akar muda.
·
Dapat ditembus udara.
·
Dalam hal tertentu epidermis dapat
menguapkan air.
Fungsi epidermis:
·
Sebagai pelindung.
·
Tempat masuknya air dan mineral pada
akar muda.
·
Untuk keluar masuknya O2 dan CO2.
·
Epidermis daun untuk trasnpirasi.
Modifikasi epidermis:
·
Stomata
·
Bulu daun
·
Bulu akar
3. Jaringan
Parenkim (Jaringan pengisi atau jaringan dasar)
Jaringan yang menempati di berbagai organ atau jaringan lain dalam tubuh tanaman baik pada akar, batang, daun, biji maupun buah.
Jaringan yang menempati di berbagai organ atau jaringan lain dalam tubuh tanaman baik pada akar, batang, daun, biji maupun buah.
Pada
daun terdapat 2 macam jaringan paremkim yaitu :
1. Jaringan tiang (palisade)
2. Jaringan bunga karang (spons)
Sel-sel
pada jaringan parenkim mengandung kloroplas.
Kloroplas
berperan dalam fotosintesis.
Jaringan
parenkim yang tidak mengandung kloroplas berfungsi sebagai tempat penyimpanan
makanan
Ciri-ciri jaringan parenkim:
·
Selnya hidup
·
Dinding sel tipis
·
Letak sel tidak merapat
·
Ukuran sel besar
Fungsi Parenkim:
·
Jaringan yang berklorofil untuk
berfotosintesis.
·
Untuk transportasi ekstrafasikuler.
·
Tempat penyimpanan makanan cadangan
3. Jaringan Penyokong atau jaringan penunjang
Merupakan jaringan yang menyokong
dan mengokohkan tubuh tumbuhan.
Jaringan penyokong pada tumbuhan
adalah:
a. Jaringan Kolenkim:
·
Selnya hidup
·
Dindingnya selulosa
Fungsinya mengokohkan batang yang
muda yang belum berkayu.
Umumnya terdapat pada tangkai daun.
b. Jaringan sklerenkim:
·
Selnya mati
·
Dindingnya lignin (zat kayu).
Umumnya terdapat pada batang dan
tulang daun.
Jaringan sklerenkim tersusun dari
sel-sel dengan dindidng yang keras.
Fungsinya menutup bagian luar dari
biji atau buah (misalnya pada kenari dan tempurung kelapa)
4. Jaringan
Pengangkut atau transportasi
Jaringan pengangkut terdiri atas
xilem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis).
Xilem (pembuluh kayu)
Xilem tersusun oleh sel-sel:
a. Tracheid:
·
Selnya mati
·
Dindingnya tebal
·
Penyekatnya miring berpori untuk
mengalirkan trakeid satu ke trakeid lainnya
·
Mengandung zat kayu
b. Trachea:
·
Selnya mati
·
Dindingnya tebal
·
Dinding melintangnya berdifusi
(membaur)
Fungsi
Xilem :
·
Alat transportasi zat anorganik
(mineral atau zat hara) dan air
·
Mengokohkan tumbuhan
Floem (pembuluh tapis)
Pembuluh
floem (tapis):
·
Selnya hidup tak berinti
·
Berdinding selulosa
·
Sekatnya berpori
Fungsi
floem adalah sebagai alat transportasi zat anorganik (hasil asimilasi).
Persatuan
antara xilem dan floem akan berbentuk ikatan pembuluh.
Jaringan-jaringan Utama pada
Tumbuhan
Nama Jaringan
|
Organ penyusun
|
Fungsi
|
Jaringan Epidermis
|
Selapis sel epidermis
|
Melindungi jaringan dibawahnya
dari kekeringan & luka mekanis
|
Jaringan Tiang
|
Sel yg mengandung kloroplas
|
Tempat berlangsungnya fotosintesis
|
Jaringan Bunga Karang
|
Sel-sel yg tidak teratur bentuk
& susunannya
|
Menampung CO2 untuk bahan baku
fotosintesis
|
Jaringan Paremkin
|
Sel yg bentuknya besar2
|
Menyimpan zat makanan
|
Jaringan Penguat
|
Sel-sel kolenkim & sklerenkim
|
Menyokong tumbuhan
|
Jaringan Pengangkut
|
Sel penyusun xylem & floem
|
Transportasi zat hara & zat
makanan ke seluruh tubuh tumbuhan
|
Perbedaan struktur daun
pada tumbuhan monokotil dan dikotil secara lengkap !!!!!?
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080901113913AAKzxPI
jawaban di tunggu !!! akan di
gunakan tanggal 7 sept 2008
terimakasihh
terimakasihh
- 3 tahun lalu
- Lapor Penyalahgunaan
Jawaban
Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak
Daun, berfungsi sebagai tempat
fotosintesis; tempat evaporasi (penguapan air); gutasi (penetesan air); tempat
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida (pada stomata). Daun tersusun atas
epidermis atas – mesofil (terdiri atas jaringan palisade/jaringan tiang dan
jaringan bunga karang/jaringan spons) – jaringan pengangkut – epidermis bawah.
Pertulangan daun dikotil menjari atau menyirip, sedangkan pada daun monokotil
melengkung atau sejajar.
korteks pada tumbuhan dikotil terdapat diantara berkas pembuluh dan epidermis, sedangkan pada monokotil batas
tersebut tidak jelas. Pada tumbuhan dikotil terdapat juga jaringan dasar lain selain korteks yaitu empulur yang mengisi bagian tengah batang. Penumpukan pati pada umumnya terdapat pada empulur ini.
Pada epidermis atas dan bawah daun dijumpai pori-pori kecil yang disebut dengan stomata (tunggal : stoma). Pada tumbuhan darat jumlah stomata pada epidermis bawah daun lebih banyak dari epidermis atas daun, yang merupakan adaptasi tumbuhan
untuk meminimalisasi hilangnya air dari daun. Celah stomata terbentuk apabila sepasang sel penjaga stoma mengkerut. Sel penjaga ini mengatur ukuran stomata, berperan penting dalam pertukaran gas (CO2 dan O2) yang terdapat di dalam daun
dengan lingkungan luar, selain itu juga berperan dalam pengaturan hilangnya air dari tumbuShisatne.m jaringan dasar pada daun disebut dengan mesofil. Pada daun tumbuhan dikotil, mesofilnya terdiferensiasi menjadi jaringan pagar dan bunga karang. yang
umumnya terdiri dari Proses fotosintesis terjadi dalam mesofil. Jaringan pagar dapat mengandung lebih dari 80 % kloroplas daun, sedangkan jaringan bunga karang karena sel-selnya tersusun longgar dengan ruang interselular yang banyak, jaringan ini merupakan tempat pertukaran gas.
korteks pada tumbuhan dikotil terdapat diantara berkas pembuluh dan epidermis, sedangkan pada monokotil batas
tersebut tidak jelas. Pada tumbuhan dikotil terdapat juga jaringan dasar lain selain korteks yaitu empulur yang mengisi bagian tengah batang. Penumpukan pati pada umumnya terdapat pada empulur ini.
Pada epidermis atas dan bawah daun dijumpai pori-pori kecil yang disebut dengan stomata (tunggal : stoma). Pada tumbuhan darat jumlah stomata pada epidermis bawah daun lebih banyak dari epidermis atas daun, yang merupakan adaptasi tumbuhan
untuk meminimalisasi hilangnya air dari daun. Celah stomata terbentuk apabila sepasang sel penjaga stoma mengkerut. Sel penjaga ini mengatur ukuran stomata, berperan penting dalam pertukaran gas (CO2 dan O2) yang terdapat di dalam daun
dengan lingkungan luar, selain itu juga berperan dalam pengaturan hilangnya air dari tumbuShisatne.m jaringan dasar pada daun disebut dengan mesofil. Pada daun tumbuhan dikotil, mesofilnya terdiferensiasi menjadi jaringan pagar dan bunga karang. yang
umumnya terdiri dari Proses fotosintesis terjadi dalam mesofil. Jaringan pagar dapat mengandung lebih dari 80 % kloroplas daun, sedangkan jaringan bunga karang karena sel-selnya tersusun longgar dengan ruang interselular yang banyak, jaringan ini merupakan tempat pertukaran gas.
materi
referensi:
Bagaimana perbedaan jumlah
stomata pada atas dan bawah daun?
- 3 tahun lalu
- Lapor Penyalahgunaan
Jawaban
Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak
Daun, berfungsi sebagai tempat
fotosintesis; tempat evaporasi (penguapan air); gutasi (penetesan air); tempat
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida (pada stomata). Daun tersusun atas
epidermis atas – mesofil (terdiri atas jaringan palisade/jaringan tiang dan
jaringan bunga karang/jaringan spons) – jaringan pengangkut – epidermis bawah.
Pertulangan daun dikotil menjari atau menyirip, sedangkan pada daun monokotil
melengkung atau sejajar.
korteks pada tumbuhan dikotil terdapat diantara berkas pembuluh dan epidermis, sedangkan pada monokotil batas
tersebut tidak jelas. Pada tumbuhan dikotil terdapat juga jaringan dasar lain selain korteks yaitu empulur yang mengisi bagian tengah batang. Penumpukan pati pada umumnya terdapat pada empulur ini.
Pada epidermis atas dan bawah daun dijumpai pori-pori kecil yang disebut dengan stomata (tunggal : stoma). Pada tumbuhan darat jumlah stomata pada epidermis bawah daun lebih banyak dari epidermis atas daun, yang merupakan adaptasi tumbuhan
untuk meminimalisasi hilangnya air dari daun. Celah stomata terbentuk apabila sepasang sel penjaga stoma mengkerut. Sel penjaga ini mengatur ukuran stomata, berperan penting dalam pertukaran gas (CO2 dan O2) yang terdapat di dalam daun
dengan lingkungan luar, selain itu juga berperan dalam pengaturan hilangnya air dari tumbuShisatne.m jaringan dasar pada daun disebut dengan mesofil. Pada daun tumbuhan dikotil, mesofilnya terdiferensiasi menjadi jaringan pagar dan bunga karang. yang
umumnya terdiri dari Proses fotosintesis terjadi dalam mesofil. Jaringan pagar dapat mengandung lebih dari 80 % kloroplas daun, sedangkan jaringan bunga karang karena sel-selnya tersusun longgar dengan ruang interselular yang banyak, jaringan ini merupakan tempat pertukaran gas.
korteks pada tumbuhan dikotil terdapat diantara berkas pembuluh dan epidermis, sedangkan pada monokotil batas
tersebut tidak jelas. Pada tumbuhan dikotil terdapat juga jaringan dasar lain selain korteks yaitu empulur yang mengisi bagian tengah batang. Penumpukan pati pada umumnya terdapat pada empulur ini.
Pada epidermis atas dan bawah daun dijumpai pori-pori kecil yang disebut dengan stomata (tunggal : stoma). Pada tumbuhan darat jumlah stomata pada epidermis bawah daun lebih banyak dari epidermis atas daun, yang merupakan adaptasi tumbuhan
untuk meminimalisasi hilangnya air dari daun. Celah stomata terbentuk apabila sepasang sel penjaga stoma mengkerut. Sel penjaga ini mengatur ukuran stomata, berperan penting dalam pertukaran gas (CO2 dan O2) yang terdapat di dalam daun
dengan lingkungan luar, selain itu juga berperan dalam pengaturan hilangnya air dari tumbuShisatne.m jaringan dasar pada daun disebut dengan mesofil. Pada daun tumbuhan dikotil, mesofilnya terdiferensiasi menjadi jaringan pagar dan bunga karang. yang
umumnya terdiri dari Proses fotosintesis terjadi dalam mesofil. Jaringan pagar dapat mengandung lebih dari 80 % kloroplas daun, sedangkan jaringan bunga karang karena sel-selnya tersusun longgar dengan ruang interselular yang banyak, jaringan ini merupakan tempat pertukaran gas.
materi
referensi:
HANYA UNTUK ILMUWAN
SAINS!!!?
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110330074431AAQjWKi
1. Sebutkan 3 zona akar dan batang!
2. Apakah perbedaan fungsi kambium vaskuler dg kambium intervaskuler?
3. Apa yg dimaksud dg kapilaritas xilem?
4. Di manakah banyak ditemukan stomata pada teratai? Mengapa demikian?
5.pada saat bagaimanakah terjadi gutasi? Mengapa demikian?
6. Apakah hubungan antara transpirasi dan pengangkutan pada tumbuhan?
7. Sbutkan faktor2 yg mempengaruhi transpirasi!
8. Terangkan proses membuka dan menutupnya stomata.
9. Apakah fungsi biji?
10. Jlaskan proses yg trjadi di akar berkaitan dg naiknya air dari akar ke daun.
2. Apakah perbedaan fungsi kambium vaskuler dg kambium intervaskuler?
3. Apa yg dimaksud dg kapilaritas xilem?
4. Di manakah banyak ditemukan stomata pada teratai? Mengapa demikian?
5.pada saat bagaimanakah terjadi gutasi? Mengapa demikian?
6. Apakah hubungan antara transpirasi dan pengangkutan pada tumbuhan?
7. Sbutkan faktor2 yg mempengaruhi transpirasi!
8. Terangkan proses membuka dan menutupnya stomata.
9. Apakah fungsi biji?
10. Jlaskan proses yg trjadi di akar berkaitan dg naiknya air dari akar ke daun.
- 7 bulan lalu
- Lapor Penyalahgunaan
Jawaban
Terbaik - Dipilih oleh Penanya
1. Ada zona meristematis
(pembelahan), zona elongasi (pemanjangan) sama zona diferensiasi (spesialisasi
sel). Sebenarnya sih ada zona meristematis, elongasi, diferensiasi dan maturasi
(pematangan)...
2. Kambium Vaskuler itu kambium yang terdapat di dalam jaringan pembuluh angkut, fungsinya untuk membentuk xilem (ke dalam) dan floem (keluar). Sedangkan kambium intervaskuler adalah kambium yang berada di antara 2 jaringan pembuluh/di luar berkas pembuluh. Fungsi kambium intervaskuler ini adalah untuk membentuk empulur/stele.
3. Kemampuan xilem untuk mengangkut air dan mineral.
4. Di bagian atas daun, karena suasana yang lembab di habitat teratai menyebabkan teratai harus menjaga kondisi/kadar air di tubuhnya agar tidak membusuk. Karena itu, di daun bagian atas banyak stomata untuk menguapkan air.
5. Biasanya sih pada saat pagi hari atau sore yang identik dengan suhu rendah. Gutasi itu pengeluaran air melalui pori daun dalam bentuk tetes air, bukan uap air...mungkin karena suhu yang rendah di malam harinya tapi yang di atas (jawaban di atas..) lebih bener kayanya.
6. transpirasi itu pengeluaran uap air melalui daun. Hubungannya dengan pengangkutan adalah, saat uap air dikeluarkan, menyebabkan akar mengangkut air dan zat hara lain dari tanah yang diangkut melalui xilem. jadi kayak sedotan yang dihisap, di atas keluar, di bawah naik :)
7. Suhu lingkungan, ketersediaan unsur hara, cahaya matahari (yang membantu fotosintesis) dll
8. Stomata itu terdiri atas sel penjaga. Nah, waktu sel penjaga memiliki kadar air tinggi, maka akan menggembung dan membuka. Saat kadar air rendah, sebaliknya.
9. Sebagai alat perkembangbiakan tanaman secara generatif, sebagai sumber makanan manusia (kayak biji nangka kan suka dimakan..) dll
10. air meresap ke akar melalui epidermis, korteks, endodermis sampai ke xilem. Lalu, karena tanaman melakukan ekskresi seperti penguapan dll menyebabkan daya isap, sehingga air dan unsur hara lain yang terserap naik ke daun dan bagian tanaman lainnya.
2. Kambium Vaskuler itu kambium yang terdapat di dalam jaringan pembuluh angkut, fungsinya untuk membentuk xilem (ke dalam) dan floem (keluar). Sedangkan kambium intervaskuler adalah kambium yang berada di antara 2 jaringan pembuluh/di luar berkas pembuluh. Fungsi kambium intervaskuler ini adalah untuk membentuk empulur/stele.
3. Kemampuan xilem untuk mengangkut air dan mineral.
4. Di bagian atas daun, karena suasana yang lembab di habitat teratai menyebabkan teratai harus menjaga kondisi/kadar air di tubuhnya agar tidak membusuk. Karena itu, di daun bagian atas banyak stomata untuk menguapkan air.
5. Biasanya sih pada saat pagi hari atau sore yang identik dengan suhu rendah. Gutasi itu pengeluaran air melalui pori daun dalam bentuk tetes air, bukan uap air...mungkin karena suhu yang rendah di malam harinya tapi yang di atas (jawaban di atas..) lebih bener kayanya.
6. transpirasi itu pengeluaran uap air melalui daun. Hubungannya dengan pengangkutan adalah, saat uap air dikeluarkan, menyebabkan akar mengangkut air dan zat hara lain dari tanah yang diangkut melalui xilem. jadi kayak sedotan yang dihisap, di atas keluar, di bawah naik :)
7. Suhu lingkungan, ketersediaan unsur hara, cahaya matahari (yang membantu fotosintesis) dll
8. Stomata itu terdiri atas sel penjaga. Nah, waktu sel penjaga memiliki kadar air tinggi, maka akan menggembung dan membuka. Saat kadar air rendah, sebaliknya.
9. Sebagai alat perkembangbiakan tanaman secara generatif, sebagai sumber makanan manusia (kayak biji nangka kan suka dimakan..) dll
10. air meresap ke akar melalui epidermis, korteks, endodermis sampai ke xilem. Lalu, karena tanaman melakukan ekskresi seperti penguapan dll menyebabkan daya isap, sehingga air dan unsur hara lain yang terserap naik ke daun dan bagian tanaman lainnya.
materi
referensi:
pengetahuan
- 7 bulan lalu
- Lapor Penyalahgunaan
Penilaian Penanya:
Komentar Penanya:
Thx gan!!!
Bukan
jawaban yang benar? Coba Yahoo! Search
Cari di Yahoo! untuk
Jawaban
Lain (2)
1.zona
Kortex, pembuluh akar serabut dan akar tunggang
2.Kambium vaskuler=kambium yang berada diluar jaringan pembuluh floem dan intravaskuler didalalmnya
3.Kapilaritas Xilem= daya hisap/pengakutan zat makanan dari pembuluh floem ke seluruh bagian tbh.
4.Daun, karena letaknya memang di daun.
5.Gutasi adalah proses keluarnya air dari Pori-Pori daun. Biasanya kumpulan air akan keluar pada saat petang hingga pagi hari. Karena pada waktu itu Angin tidak berhembus kencang dan sinar matahari hampir tidak ada..
Proses terjadinya Gutasi pada tanaman sangat mungkin terjadi hanya menjelang pagi hari. Hal ini sangat berkaitan dengan proses fontosintesis yang membuahkan O2 (oksigen) dan energi dari pembongkaran glukosa dan carbondioksida.(CO2 + H2O C6H12O6 + O2 + energi )
Sedangkan gutasi yang terjadi pada tanaman adalah hasil dari serapan akar yang di bawa oleh jaringan silem maupun floem dalam mobilitas metabolisme tanaman, terutama pada proses respirasi ( pernapasan) kebalikan dari proses fotosintat. Dari jaringan angkut yang di wakili oleh akar batang dan daun ini membawa partikel air dan hara dari dalam media yang tersedia, berupa kation-kation dari unsur gizi tanaman C,H,N,S,P,O,K dan lainya berupa mineral, termasuk sebagian besar berupa mineral air. Sehingga ketika kandungan air tadi sampai pada jaringan daun, maka stomata daun akan menerima rangsangan dari tekanan angkut oleh proses respirasi, perlu di ingat bahwa hukum yang berlaku adalah pengaruh osmosis dari suhu lingkungan yang beda ekstrim.
Jadi ketika siang hari suhu tinggi tanaman melakukan metabolisme yang lebih sempurna, artinya simpanan kandungan air terpakai secara maksimal, sedangkan suhu rendah ( malam hari ) mulai melepas, sehingga di pagi fajar akan mengeluarkan kelebihan muatan uap air secara internal lewat stomata daun dan pengaruh grafitasi. Sangat mungkin terjadi dukungan dari kumpulan embun pagi. Dari proses ini terjadilah gutasi yakni Kumpulan air yang keluar dari stomata berupa tetesan-tetesan air yang sering kita lihat di ujung daun kebawah tanah atau titik-2 kumpulan air pada permukaan daun.
http://langitlangit.com/mod.php?mod=disk…
6 .pengankutan adalah proses pendistribusian zat makanan dari akar sampai ke seluruh bagian tumbuhan
7.Karbon dioksida, cahaya matahari, air, serta zat mineral yang ada di dalam tanah
8.proses terbuka apabila terkena sinar matahari, dan menutup apabila tidak ada cahaya ini disebut nasti/fotonasti
9.sebagai alat perkembang biakan tumbuhan, untuk melanjutkan siklus tumbuh dan reproduksi
10.Proses Kapilaritas dan osmolaritas
2.Kambium vaskuler=kambium yang berada diluar jaringan pembuluh floem dan intravaskuler didalalmnya
3.Kapilaritas Xilem= daya hisap/pengakutan zat makanan dari pembuluh floem ke seluruh bagian tbh.
4.Daun, karena letaknya memang di daun.
5.Gutasi adalah proses keluarnya air dari Pori-Pori daun. Biasanya kumpulan air akan keluar pada saat petang hingga pagi hari. Karena pada waktu itu Angin tidak berhembus kencang dan sinar matahari hampir tidak ada..
Proses terjadinya Gutasi pada tanaman sangat mungkin terjadi hanya menjelang pagi hari. Hal ini sangat berkaitan dengan proses fontosintesis yang membuahkan O2 (oksigen) dan energi dari pembongkaran glukosa dan carbondioksida.(CO2 + H2O C6H12O6 + O2 + energi )
Sedangkan gutasi yang terjadi pada tanaman adalah hasil dari serapan akar yang di bawa oleh jaringan silem maupun floem dalam mobilitas metabolisme tanaman, terutama pada proses respirasi ( pernapasan) kebalikan dari proses fotosintat. Dari jaringan angkut yang di wakili oleh akar batang dan daun ini membawa partikel air dan hara dari dalam media yang tersedia, berupa kation-kation dari unsur gizi tanaman C,H,N,S,P,O,K dan lainya berupa mineral, termasuk sebagian besar berupa mineral air. Sehingga ketika kandungan air tadi sampai pada jaringan daun, maka stomata daun akan menerima rangsangan dari tekanan angkut oleh proses respirasi, perlu di ingat bahwa hukum yang berlaku adalah pengaruh osmosis dari suhu lingkungan yang beda ekstrim.
Jadi ketika siang hari suhu tinggi tanaman melakukan metabolisme yang lebih sempurna, artinya simpanan kandungan air terpakai secara maksimal, sedangkan suhu rendah ( malam hari ) mulai melepas, sehingga di pagi fajar akan mengeluarkan kelebihan muatan uap air secara internal lewat stomata daun dan pengaruh grafitasi. Sangat mungkin terjadi dukungan dari kumpulan embun pagi. Dari proses ini terjadilah gutasi yakni Kumpulan air yang keluar dari stomata berupa tetesan-tetesan air yang sering kita lihat di ujung daun kebawah tanah atau titik-2 kumpulan air pada permukaan daun.
http://langitlangit.com/mod.php?mod=disk…
6 .pengankutan adalah proses pendistribusian zat makanan dari akar sampai ke seluruh bagian tumbuhan
7.Karbon dioksida, cahaya matahari, air, serta zat mineral yang ada di dalam tanah
8.proses terbuka apabila terkena sinar matahari, dan menutup apabila tidak ada cahaya ini disebut nasti/fotonasti
9.sebagai alat perkembang biakan tumbuhan, untuk melanjutkan siklus tumbuh dan reproduksi
10.Proses Kapilaritas dan osmolaritas
fungsi dari stomata
fungsi dari stomata merupakan tempat pertukaran / keluar
masuknya gas yg dibutuhkan dan yg dibuang oleh tumbuhan (saluran pernapasan
tumbuhan).
kenapa yg darat stomatanya terletak dibawah? tidak ada alasan khusus, tapi ada beberapa kemungkinan yg menyebabkan hal tersebut : agar tidak tertutup oleh sesuatu objek (debu, air, embun, dll), karena ada juga tumbuhan darat yg stomatanya di atas, jadi tidak masalah posisinya dimana yg penting bisa bebas keluar masuk gasnya.
knp yg hidup di air terletak di atas? karena kalo dia menghadap bawah biasanya gas akan terhambat oleh sifat air, sehingga posisinya di atas yg tidak terkena air dan gas bisa leluasa keluar.
bagaimana dengan tumbuhan yg hidup dalam air (semua nya di dalam air)? biasanya mereka memiliki sistem tubuh yg sedikit berbeda, klo dijelasin disini kepanjangan, jadi liat aja di buku biologi ato cari di google. ok?
smoga infonya bermanfaat dan terima kasih
kenapa yg darat stomatanya terletak dibawah? tidak ada alasan khusus, tapi ada beberapa kemungkinan yg menyebabkan hal tersebut : agar tidak tertutup oleh sesuatu objek (debu, air, embun, dll), karena ada juga tumbuhan darat yg stomatanya di atas, jadi tidak masalah posisinya dimana yg penting bisa bebas keluar masuk gasnya.
knp yg hidup di air terletak di atas? karena kalo dia menghadap bawah biasanya gas akan terhambat oleh sifat air, sehingga posisinya di atas yg tidak terkena air dan gas bisa leluasa keluar.
bagaimana dengan tumbuhan yg hidup dalam air (semua nya di dalam air)? biasanya mereka memiliki sistem tubuh yg sedikit berbeda, klo dijelasin disini kepanjangan, jadi liat aja di buku biologi ato cari di google. ok?
smoga infonya bermanfaat dan terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar